TEMPO.CO, Jakarta - Produsen smartphone ternama asal Cina, Xiaomi mengumumkan rencananya untuk memasuki segmen kendaraan listrik. Baru-baru ini, Xiaomi telah mengakuisisi startup teknologi otonom asal Amerika Serikat, Deepmotion.
Melansir laman Hindustan Times hari ini, Jumat, 26 Agustus 2021, Xiaomi mengeluarkan dana sebesar US$ 77,4 juta untuk mengakuisisi Deepmotion. Xiaomi berencana untuk mengembangkan teknologi self-driving Level 3 untuk penawaran mobil listrik.
Menurut Presiden Xiaomi Wang Xiang, akuisisi Deepmotion ini dinilai dapat mempercepat Xiaomi untuk memasuki pasar kendaraan listrik, terlebih Deepmotion memiliki keahlian dapat mengembangkan perangkat lunak bantuan mengemudi.
"Melalui akuisisi ini, kami berharap dapat mempersingkat waktu ke pasar untuk produk kami," kata Wang Xiang.
Proyek kendaraan listrik akan berada di bawah pimpinan Co-founder dan CEO Xiaomi Lei Jun. Bahkan dalam tahap awal proyek, perusahaan berencana untuk menggelontorkan dana sebesar US$ 10 miliar untuk investasi kendaraan listrik hingga dekade berikutnya.
Selain itu, Xiaomi juga telah memulai perekrutan 500 insinyur untuk proyek kendaraan listriknya. Perusahaan juga telah bermitra dengan sejumlah produsen mobil dan otoritas lokal. Kabarnya, Xiaomi berencana untuk bekerja sama dengan produsen otomotif Cina, Great Wall Motors.
Tidak sampai disitu, raksasa teknologi Cina ini juga berencana berinvestasi dengan Black Sesame Technologies, sebuah startup yang mengembangkan chip dan sistem kecerdasan buatan untuk mobil.
Nantinya kendaraan listrik Xiaomi akan mengarah pada mobilitas modern dan dilengkapi teknologi maju dengan daftar gadget, fitur, dan sistem bantuan berkendara.
Xiaomi bukanlah satu-satunya produsen smartphone yang berencana memasuki pasar kendaraan listrik. Sebelumnya, sejumlah produsen ponsel seperti Huawei, Oppo, dan Apple juga sudah mengumumkan rencananya untuk terjun ke industri kendaraan listrik.
DICKY KURNIAWAN | HINDUSTAN TIMES