TEMPO.CO, Jakarta - Sejauh ini pembalap Tanah Air masih belum bisa berbicara banyak di ajang balapan Grand Prix (GP). Hal itu juga dibenarkan langsung oleh tim pabrikan asal Indonesia, Pertamina Mandalika.
Direktur Pertamina Mandalika SAG Team, Kemal Nasution, akhirnya memberikan jawaban terkait masalah tersebut. Menurutnya, hal itu tidak terlepas dari pembinaan prestasi yang belum berjalan di Indonesia.
Melihat situasi tersebut, Kemal pun menyebutkan bahwa adanya Pertamina Mandalika ini adalah untuk membenahi hal tersebut. Langkah itu dilakukan guna menciptakan pembalap lokal yang berprestasi di GP.
“Pembinaan prestasi olahraga motor balap, khususnya roda dua (di Indonesia), belum ada apa-apanya. Selama ini tidak ada yang jalan. Makanya kita di sini harus berusaha mulai dari sekarang, apalagi kita tahun depan punya infrastrukturnya, yaitu Sirkuit Mandalika,” katanya kepada Tempo.
Lebih lanjut, Kemal mengatakan bahwa saat ini Indonesia hanya fokus menggelar kompetisi road race (balapan menggunakan motor bebek). Hal itu nyatanya dianggap tidak membantu, jika tidak ada kelas balapan lanjutan.
“Karena motor bebek itu ga bisa dipakai (untuk main di kelas MotoGP). Itu pembinaan yang kurang tepat, kalau kita mengaca kepada dunia. Jadi kalau kita lihat piramida pembinaan prestasi motor balap dunia, paling bawah ada Kejurnas, PON, hingga Asia Road Race. Tapi di atas itu, Dorna dan FIM sudah buat strategi (jenjang ke MotoGP), minimal mini GP,” jelas dia.
Saat ini, terhitung hanya ada satu pembalap Indonesia yang bertarung di kelas GP, yakni Andi Farid Izdihar alias Andi Gilang. Pada musim ini dirinya tampil bersama Honda Team Asia di ajang Moto3 2021.
Baca: Pertamina Mandalika Berencana Tampilkan Dimas Ekky di Moto2 Aragon 2021