TEMPO.CO, Jakarta - Toshiba Corp. memprediksi tidak akan dapat memenuhi permintaan chip semikonduktor atau pengatur daya hingga akhir 2022.
Pernyataan ini seakan menjadi peringatan baru bagi produksi mobil, elektronik, dan mesin industri di tengah kelangkaan chip tersebut.
"Pasokan chip akan tetap sangat tipis hingga setidaknya September tahun depan," kata direktur yang bertanggungjawab atas semikonduktor Toshiba, Takeshi Kamebuchi, seperti dikutip dari Antara hari ini, Selasa, 7 September 2021.
Dia bahkan menyatakan pada beberapa kasus Toshiba menemukan beberapa pelanggan tidak terlayani sepenuhnya hingga 2023.
Ia menambahkan, Toshiba berencana menginvestasikan 60 miliar yen (USD 545 juta) dalam tiga tahun hingga Maret 2024 untuk meningkatkan produksi semikonduktor.
Produsen mobil, termasuk Toyota Motor Corp. dan Volkswagen AG, harus menghentikan atau mengurangi produksi karena kekurangan chip semikonduktor global.
Kamebuchi mengatakan beberapa pembuat chip semikonduktor memprioritaskan produksi untuk perusahaan mobil, termasuk Toshiba.
Perusahaan konsol game adalah korban yang juga terpukul selain produsen mobil akibat kelangkaan semikonduktor, seperti Sony Group Corp dan Nintendo Co.
"Kontrak jangka panjang yang menumpuk seperti ini adalah hal baru bagi kami," ucap Kamebuchi, petinggi perusahaan Jepang tersebut, tentang pasokan chip semikonduktor.
ANTARA | BLOOMBERG
Baca: Pabrik Mobil di Indonesia Mengaku Aman dari Gangguan Pasokan Semikonduktor