TEMPO.CO, Jakarta — Badan Pengaturan Jalan Tol atau BPJT akan menerapkan sistem non tapping pada pembayaran tol untuk mobil pribadi.
Kepala BPJT Danang Parikesit menuturkan uji coba sistem non-tapping akan diberlakukan per September 2021 sembari penyempurnaan Mock-up Aplikasi secara bertahap. Pelaksanaan penuh rencananya mulai September 2023.
Sistem tersebut menggunakan teknologi satelit bernama Global Navigation Satellite System (GNSS) sehingga mobil membayar tol tanpa harus berhenti di pintu tol.
“Untuk di Asia, Indonesia dan Cina barangkali akan menjadi negara pertama yang menggunakan sistem teknologi GNSS, khususnya pada penggunaan mobil pribadi,” ujar Danang Parikesit dalam diskusi daring hari ini, Rabu, 8 September 2021, bertema Reformasi Sistem Transaksi Tol Sebagai Upaya Meningkatkan Pelayanan kepada Pelanggan.
Menurut Danang Parikesit, sistem baru tersebut adalah solusi mengurangi kemacetan di gerbang tol. Model pembayaran tol yang baru ini akan menghasilkan efisiensi waktu tempuh perjalanan, mengurangi polusi, dan emisi karbon.
Sistem pembayaran tol non tapping buah kerjasama BPJT dengan PT Raotex Indonesia Toll System (RITS).
“Sebelum menggunakan jalan tol, pengguna jalan hanya perlu memastikan telah melakukan registrasi melalui aplikasi serta dihubungkan dengan pembayaran yang tersedia ditambah dengan kendaraan yang sering digunakan.” ujar Darmaningtyas dari PT Roatex Indonesia.
Danang menjelaskan bahwa Indonesia memiliki panjang jalan tol yang beroperasi 2.346 km dengan lebih dari 70 ribu pengguna aktif. Saat ini memasuki tahap keempat evolusi jalan tol Indonesia sejak 1978 dengan melakukan tiga strategi utama.
Ketiga strategi utama operasional jalan tol tadi adalah transformasi, inovasi dan modernisasi. Muncullah proyek pembayaran tol tanpa mobil berhenti dengan nama Multi Lane Free flow (MLFF).
HEDWIGE | JOBPIE
Baca: Gaikindo Sebut Pembukaan Jalan Tol Akan Dorong Penjualan Mobil