TEMPO.CO, Jakarta - Saham Toyota Motor Corp. dikabarkan mengalami penurunan terbesar dalam tiga minggu terakhir setelah memutuskan untuk memangkas produksi mobil sebanyak 300.000. Langkah tersebut memang harus diambil akibat pandemi di Asia Tenggara dan masalah krisis chip.
Menurut laporan Reuters, Toyota sangat bergantung pada pabrik-pabrik di Asia Tenggara. Akibatnya, produsen mobil nomor satu di dunia tersebut kesulitan mendapatkan pasikan suku cadang untuk memproduksi kendaraan.
Kondisi ini membuat perusahaan asal Jepang itu hanya menargetkan produksi sebanyak 9 juta unit hingga Maret 2022. Sebelumnya, Toyota memasang target untuk membuat 9,3 juta kendaraan hingga pertengahaan tahun depan.
Hal ini nyatanya berdampak pada penurunan terbesar saham Toyota sejak 20 Agustus 2021 dalam basis intraday. Melansir laman Hindustan Times, Selasa, 14 September 2021, saham Toyota turun sebanyak 2,5 persen.
Sedangkan menurut pendapat analis Jefferies, Takaki Nakanishi, masalah ini tidak hanya berdampak bagi merek Toyota saja. Akan tetapi, situasi ini bisa mempengaruhi Original Equipment Manufacturer (OEM) global.
Baca: Krisis Chip dan Kasus Covid-19 di Asia Tenggara Buat Toyota Pangkas Produksi
REUTERS | HINDUSTAN TIMES