TEMPO.CO, Jakarta - BMW Indonesia telah memiliki cara untuk mengatasi masalah krisis chip yang melanda dunia dalam beberapa waktu terakhir. Kelangkaan semikonduktor saat ini telah memaksa produsen mobil memangkas jumlah produksi dari target awalnya.
Sebelumnya, Director of Communications BMW Indonesia, Jodie O’tania sempat menjelaskan bahwa produksi mobil mewah BMW sempat bersinggungan dengan krisis chip. Namun, hal itu tidak terlalu mempengaruhi produksi kendaraan, karena pasokan semikonduktor itu bukan kebutuhan utama untuk mobil mewah ini.
Saat ini, Jodie menjelaskan bahwa BMW Indonesia belum begitu terdampak masalah kelangkaan semikonduktor. Dengan kata lain, produksi mobil BMW tidak terhenti secara total, meski ada produk yang lebih didahulukan.
“Ada penyesuaian. Kita juga lakukan berdasarkan riset, apa yang paling dibutuhkan. Jadi yang bisa kita lakukan adalah kita adjust dari fitur-fitur yang sifatnya masih minor,” kata Jodie dalam acara peluncuran BMW M5 Competition, Jumat, 17 September 2021.
Beberapa bulan lalu, Jodie menjelaskan bahwa krisis chip ini memengaruhi fitur wireless charging pada mobil BMW. Jika memang keterbatasan semikonduktor ini berkepanjangan, maka pihak BMW telah mempersiapkan kompensasi dengan penggantian fitur lain.
Dalam kasus ini, Jodie sempat menjelaskan bahwa BMW bisa saja mengganti model fitur wireless charging dengan format portabel. Namun dirinya tidak memberi informasi lebih lanjut tentang bagian BMW M5 Competition mana yang terpengaruh krisis chip.
Baca: New BMW M5 Competition Muncul Terbatas di Indonesia, Harganya Rp4,7 M