TEMPO.CO, Beijing - Penjualan mobil produsen asal Jepang seperti Toyota, Honda, dan Nissan di pasar Cina pada September lalu dilaporkan mengalami penurunan karena kekurangan chip semikonduktor. Kelangkaan pasokan chip ini juga memukul produksi kendaraan di pasar mobil terbesar di dunia itu.
Honda mengatakan menjual 121.448 kendaraan di Cina bulan lalu, turun 28 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya karena pandemi Covid-19 dan kekurangan komponen.
Nissan mengatakan telah menjual 104.443 mobil, turun 26 persen. Penyebabnya sama, karena hambatan eksternal termasuk pandemi yang sedang berlangsung, kekurangan bahan baku, dan meningkatnya persaingan.
Penurunan penjualan juga dialami Toyota. Produsen mobil terbesar di dunia berdasarkan volume penjualan itu melaporkan hanya menjual sebanyak 115.000 unit, turun 36 persen.
Secara terpisah, Produsen mobil asal Amerika Serikat, General Motors, yang hanya melaporkan penjualan kuartalan Cina, mengatakan menjual lebih dari 623.000 pada Juli hingga September, turun 19 persen dari periode yang sama tahun lalu. “Dampak oleh gangguan rantai pasokan semikonduktor global yang sedang berlangsung memukul penjualan di Cina,” demikian Reuters melaporkan, 12 Oktober 2021.
Sementara itu, produsen kendaraan listrik asal Amerika Serikat, Tesla, menjual 56.006 kendaraan buatan Cina pada September lalu. Menurut data dari Asosiasi Kendaraan Penumpang Cina (CPCA), ini adalah rekor tertinggi sejak memulai produksi di Shanghai sekitar dua tahun lalu.
Dari total penjualan pada bulan itu, sebanyak 3.853 unit merupakan model yang diekspor ke luar Cina.
Gigafactory Tesla di Shanghai saat ini memproduksi mobil listrik Model 3 dan SUV Model Y. Pada Agustus lalu, Tesla Cina berhasil menjual 44.264 kendaraan buatan pabrik di Shanghai, 31.379 untuk ekspor.
REUTERS
Baca juga: Penjualan Mobil di Cina Semakin Bersinar, Naik 364 Persen