TEMPO.CO, Jakarta - Produsen mobil mewah asal Inggris, Aston Martin, menargetkan 50 persen dari total penjualan mobil mereka akan bertenaga listrik pada 2030.
"Saya akan mengatakan minimal 50 persen dari penjualan kami akan menjadi listrik, mungkin lebih," kata Kepala Eksekutif Aston Martin Tobias Moers seperti dilaporkan Reuters, 19 Oktober 2021.
Aston Martin merupakan brand populer yang kendaraannya menjadi ikon film James Bond.
Sekitar setahun yang lalu, Aston Martin membukukan kerugian finansial yang serius untuk paruh pertama tahun 2020. Situasinya kini membaik.
Laporan penjualan merek untuk enam bulan pertama tahun 2021 menunjukkan penjualan meningkat sebesar 224 persen dan satu model berkontribusi lebih dari setengah dari penjualan tersebut.
Dengan total 2.901 pengiriman selama paruh pertama tahun ini, penjualan Aston Martin naik 2.006 dibandingkan periode yang sama tahun 2020. Pendapatan perusahaan meningkat dari £146 juta (Rp 2,8 triliun, kurs saat ini £1 = Rp 19.411) menjadi £498,8 juta (Rp 9,68 triliun), atau 242 persen lebih. Akibatnya, kerugian sebelum pajak turun dari £227 juta (Rp 4,4 triliun) tahun lalu menjadi Rp 1,2 triliun dari Januari hingga akhir Juni tahun ini.
Produsen asal Inggris itu menjelaskan bahwa lebih dari 1.500 unit Aston Martin DBX telah dikirimkan pada semester pertama tahun 2021 yang mewakili lebih dari setengah penjualan keseluruhan merek tersebut.
Sebagai pengingat, SUV berperforma mewah ini mulai diproduksi pada Juli tahun lalu dan sudah terbukti menjadi yang paling laris di Aston Martin.
REUTERS
Baca juga: Aston Martin Vantage dan DBX Jadi Safety Car F1 Musim 2021
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-installaplikasi Telegram terlebih dahulu.