TEMPO.CO, Jakarta - Kabar menarik muncul dari produsen mobil Eropa, Volvo. Perusahaan Swedia tersebut menyatakan proses pembuatan mobil listrik SUV C40 coupe Recharge menghasilkan emisi 70 persen lebih banyak daripada mobil mesin bensin Volvo XC40.
Mengutip Carscoop, hari ini, Minggu, 14 November 2021, Volvo mengungkapkannya setelah mengumumkan rencana menandatangani Deklarasi Glasgow tentang Mobil dan Van Tanpa Emisi di COP26.
Studi Volvo melukiskan gambaran produksi jajaran XC40 yang terdiri versi SUV kompak listrik, PHEV, dan ICE (mesin bensin).
Temuan Volvo tersebut memperhitungkan seluruh jejak karbon siklus hidup masing-masing, termasuk proses produksi, penambangan bahan baku, pengisian bahan bakar, hingga mengemudikan mobil sejauh 200.000 km sebelum pembuangan akhir.
Studi yang dikutip Volvo menyebutkan tiga skenario berbeda berdasarkan rata-rata pasokan listrik global, proyeksi keseimbangan EU28 dari energi terbarukan dan reguler, dan energi terbarukan penuh.
Meski begitu, studi penelitian Volvo lainnya menunjukkan bahwa mobil listrik tidak hanya lebih ramah lingkungan daripada mobil mesin bensin. Tapi seiring waktu, mobil bensin pasti akan terbukti lebih ramah lingkungan.
Walaupun berdasar pada platform yang serupa tapi di banyak bagian dalam produksi mobil listrik ternyata menghasilkan emisi yang jauh lebih banyak. Produksi mobil listrik baterai, misalnya, menyumbang hampir sepertiga dari emisi mobil listrik Volvo C40 dan XC40 Recharge.
HEDWIGE | CARSCOOPS | JOBPIE
Baca: 5 Alasan Mengapa Pabrikan Jepang Tidak Antusias Kembangkan Mobil Listrik