TEMPO.CO, Jakarta - Perangkat lunak Full Self Driving pada mobil listrik Tesla kembali diselidiki oleh Regulator Keselamatan AS setelah mendapat keluhan kecelakaan.
Mengutip Autoblog hari ini, Senin, 15 November 2021, pengendara mobil SUV Tesla bernama Brea asal California, AS, yang menguji beta perangkat lunak Full Self Driving mengalami masuk jalur yang salah. Akibat mobil tersebut ditabrak oleh mobil lain.
Kepada National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA), pengemudi mobil listrik SUV kecil Tesla Model Y keluaran 2021 menyatakan bahwa kendaraan memberi peringatan di tengah belokan dan pengemudi berusaha menghindari. Tetapi mobil tersebut mengambil kendali dan, "Memaksa dirinya ke jalur yang salah, menciptakan manuver yang tidak aman yang menempatkan semua orang yang terlibat dalam risiko.”
Kecelakaan itu terjadi pada 3 November 2021 tersebut tidak menimbulkan korban luka tetapi Tesla Model Y yang ditumpangi rusak parah pada bodi di sisi pengemudi.
Penyelidikan yang dilakukan NHTSA setelah pelaporan tersebut menjadi lebih agresif dalam mengawasi sistem mengemudi otonom dan sebagian otomatis di bawah Presiden AS Joe Biden.
Tesla mengatakan Autopilot dan Full Self Driving adalah sistem bantuan pengemudi dan tidak dapat mengemudi sendiri, terlepas dari namanya. Pembuat mobil listrik ini mengatakan pengemudi harus siap untuk campur tangan kapan saja.
HEDWIGE | AUTOBLOG | JOBPIE
Baca: Tesla Janjikan Mobil Listrik Full Self Driving Beta pada Awal 2021