TEMPO.CO, Jakarta - Harley-Davidson menangguhkan bisnis dan pengiriman sepeda motor ke Rusia setelah invasi negara itu ke Ukraina pekan lalu.
Serangan itu menandai konflik terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua. Banyak perusahaan Barat, termasuk General Motors dan Daimler Truck Holding AG, telah menghentikan operasinya di Rusia.
Menurut laporan Reuters, Selasa, 1 Maret 2022, saham raksasa sepeda motor itu turun 3 persen dalam perdagangan sore, sejalan dengan indeks utama Wall Street karena perang Rusia Ukraina.
Harley-Davidson merupakan salah satu sepeda motor yang populer di seluruh dunia, termasuk di Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin beberapa kali terlihat tengah mengendarai sepeda motor buatan Amerika Serikat itu.
Eropa adalah pasar terbesar kedua Harley-davidson yang berbasis di Milwaukee untuk penjualan eceran sepeda setelah Amerika Serikat.
Dealer Harley-Davidson Rusia hanya merupakan sebagian kecil dari jaringan dealernya yang lebih luas, dengan sekitar 10 dealer di Rusia, kata Chris Hodson, analis senior dan mitra di Edgewater Research.
“Situs web Harley mengatakan memiliki 369 dealer di Uni Eropa. Sepeda motor yang semula dijadwalkan akan dikirim ke Rusia kemungkinan akan dialihkan ke negara lain,” kata Hodson.
"Rusia bukanlah pasar yang signifikan. Setiap unit yang telah dialokasikan untuk Rusia dapat dialihkan ke tempat lain."
REUTERS
Baca juga: Motor Listrik Harley-Davidson LiveWire Segera Dijual, Berminat?
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.