TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah survei yang dilakukan Hartford Steam Boiler Inspection and Insurance Company (HSB) menunjukkan 76 persen warga di Amerika Serikat masih khawatir keamanan mobil listrik.
Kekhawatiran tersebut muncul karena sejumlah komponen kunci dari mobil listrik semakin banyak yang terhubung ke internet.
"Mereka takut karena mobil listrik dianggap masih rentan terhadap peretasan, ransomware, dan bentuk serangan cyber lainnya," begitu hasil survei tersebut dalam siaran pers yang diterima Tempo hari ini, Selasa, 8 Maret 2022.
Automotive Software and Security Solutions Architect, Synopsys Inc. Chris Clark mengatakan biaya operasional dari penggunaan mobil listrik cukup menarik minat masyarakat. Namun masalah keamanannya menjadi faktor yang masih menjadi kekhawatiran masyarakat.
"Sebanyak 504 orang yang disurvei, 44 persen mengatakan mereka khawatir pada kendaraan mereka, perangkat lunak, dan sistem operasi yang bisa rusak akibat malware. Ini adalah kekhawatiran yang nyata," ucap Clark.
Menurut Clark, ada asuransi yang memberikan jaminan dari sisi keuangan, namun produsen mobil listrik harus dengan tegas mengembangkan pertahanan keamanan mobil. Selain itu, produsen juga harus selalu memperbarui versi perangkat lunak mobil dan pemberitahuan layanan lainnya.
"Produsen mulai melihat bahwa peringkat asuransi dan konsumen menjadikan keamanan sebagai aspek dalam pembelian, terutama untuk kendaraan penumpang," katanya.
Pada akhirnya, Clark melanjutkan, produsen otomotif harus terus mengatasi risiko keamanan siber dalam pengembangan solusi perangkat keras dan perangkat lunak di mobil listrik. Langkah ini harus dilakukan demi memberikan perlindungan dan keamanan bagi konsumen.
Baca: Perluas Jangkauan, Mobil Listrik Tesla Resmi Masuk Pasar Otomotif
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.