TEMPO.CO, Jakarta - Para produsen otomotif berlomba memproduksi mobil listrik. Publik pun didorong beralih dari kendaraan mesin bensin ke listrik. Masyarakat juga mesti paham bahwa powertrain mobil listrik bermacam-macam, tidak hanya satu.
Ada mobil listrik murni (all electric) yang berbasis baterai. Varian lain adalah mobil hybrid dan mobil plug-in hybrid atau PHEV.
Para pengguna harus mengetahui perbedaannya, sekaligus kelebihan dan kelemahannya sebelum memutuskan membeli mobil hemat energi tersebut.
Berikut ini penjelasan tentang mobil listrik, mobil hybrid, dan pluh-in hybrid atau PHEV yang dikutip dari Autoblog hari ini, Selasa, 15 Maret 2022:
Mobil Hybrid
Kendaraan hybrid memiliki dua powertrain, mesin bensin dan mesin listrik, yang bekerjasama untuk efisiensi maksimum.
Dalam beberapa situasi, mesin dapat mati sepenuhnya, hanya mengandalkan baterai. Baterai diisi dengan menangkap energi dari sistem pengereman atau langsung dari mesin bensin.
Mobil hybrid bisa banyak bentuk dan ukuran. Konsumsi bahan bakar mobil hybrid yang paling efisien saat ini 60 mil per galon.
Mobil hybrid adalah pilihan yang bagus jika ingin menghemat bahan bakar tanpa mengorbankan jangkauan atau gaya hidup. Tidak ada pengisian listrik yang perlu dikhawatirkan. Isi saja mobil hybrid dengan BBM lalu jalan-jalan.
Mobil Plug-In Hybrid Vehicle (PHEV)
Mobil plug-in hybrid atau PHEV adalah langkah menuju mobil listrik penuh. PHEV biasanya dapat menempuh jarak 10-50 mil dengan tenaga listrik saja.
Setelah baterai habis, powertrain mobil PHEV beroperasi seperti mobil hybrid konvensional, lalu beralih antara operasi BBM dan listrik dengan mulus.
Sekarang, mobil PHEV masih membutuhkan usaha ekstra. Untuk mendapatkan jangkauan mobil listrik, pengguna harus mencolokkan pengisi daya setiap hari.
Keindahan mobil PHEV adalah fleksibilitasnya. Misalnya, Toyota RAV4 Prime dengan baterai yang terisi penuh dapat menempuh jarak 42 mil. jarak itu cukup untuk mencapai sebagian besar perjalanan. Kemudian tambahkan BBM sehingga tanki penuh sehingga jangkauan gabungan bisa sampai 600 mil.
Orang-orang dengan perjalanan singkat dapat memanfaatkan kemampuan powertrain listrik. Tapi perjalanan jauh bisa merepotkan jika terus menerus mengisi daya listrik. Maka akses ke pengisian daya di rumah atau tempat kerja sangat penting untuk mendapatkan hasil maksimal mobil PHEV.
Mobil Listrik
Mobil ini sepenuhnya menggunakan tenaga listrik, tanpa mesin bensin sebagai cadangan. Jarak tempuh mobil listrik dapat mencapai 500 mil, tetapi sebagian besar 200-350 mil.
Mengemudi di jalan raya, cuaca dingin, dan kebiasaan tertentu dapat berdampak negatif pada jangkauan mobil listrik secara dramatis. Pengisian ulang saya adalah proses yang lebih memakan waktu, padahal jumlah stasiun sedikit.
Pengguna perlu merencanakan perjalanan dengan hati-hati agar tidak kehabisan daya di tengah jalan.
Pengalaman berkendara EV berbeda dengan mobil tradisional. Mobil listrik memiliki gelombang tenaga yang kuat saat berhenti, sesuatu yang disukai sebagian besar pengemudi. Ketika berjalan lagi, untuk sebagian besar mobil listrik akan mulai mengumpulkan energi untuk memulihkan daya baterai.
Efek pengereman regeneratif ini bisa sangat kuat. Memang agak aneh pada awalnya tetapi bisa menyenangkan kemudian, bahkan sangat membantu ketika terjebak dalam kemacetan lalu lintas.
EV adalah yang terbaik untuk pengemudi perkotaan yang memiliki perjalanan singkat, akses ke pengisi daya, dan perencanaan strategi pengisian agar tidak kehabisan listrik di jalan.
JOBPIE | AUTOBLOG
Baca: Pakar Otomotif Bicara soal Keuntungan Mobil Listrik
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.