TEMPO.CO, Jakarta - Penjualan mobil di segmen Low Cost Green Car (LCGC) pasar Indonesia mengalami penurunan market share 8,1 persen di bulan Februari 2022. Di bulan kedua tahun ini, penjualan LCGC tercatat hanya 16 persen, turun cukup signifikan dibanding periode yang sama di 2021 dengan catatan penjualan 24,1 persen.
Namun bila dikomparasi dengan Januari 2022, penjualan mobil di Februari ini naik tipis dari 6,2 persen menjadi 7,9 persen. Secara tahunan, penjualan mobil LCGC ini tercatat sebanyak 12.920 unit.
Menurunnya market share LCGC di Indonesia menimbulkan pertanyaan, mengingat pemerintah telah memperpanjang masa insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) hingga September 2022.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Perindustrian (Menperin) RI Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan penurunan ini disebabkan oleh tabel Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB). Agus mengungkapkan bahwa perubahan harga dari off the road menjadi on the road itu membutuhkan waktu yang cukup lama.
"Karena dari off the road jadi on the road itu kan harus didaftarkan di kepolisian. Tarifnya berdasarkan masing-masing dari Polda setempat, dan Gubernur setempat. Mereka dapatnya dari Kementerian Perhubungan. Intinya tidak bisa on the road, jadi selalu pakai nomor sementara," kata Agus saat ditemui di arena pameran Jakarta Auto Week, Selasa, 15 Maret 2022.
Kendati demikian, Agus mengungkapkan bahwa secara wholesales (penjualan pabrik ke diler) untuk segmen LCGC masih mengalami peningkatan. Agus juga berharap masalah tabel NJKB ini bisa diselesaikan di April 2022. "Mudah-mudahan April nanti sudah oke," kata dia.
Selama Februari 2022, pasar LCGC masih didominasi model Honda Brio Satya dengan penjualan mobil terbanyak, yakni 4.114 unit. Kemudian diikuti Toyota Calya dan Daihatsu Sigra dengan penjualan masing-masing sebanyak 2.522 unit dan 2.473 unit.
Baca: Lexus Optimistis dalam Penjualan Mobil Hybrid NX 350 di Indonesia
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.