TEMPO.CO, Jakarta - Nissan telah meluncurkan fasilitas produksi pertama mereka untuk prototipe sel baterai mobil listrik all-solid-state laminasi. Pabrik prototipe ini terletak di dalam Pusat Penelitian Nissan di Prefektur Kanagawa, Jepang.
Melansir laman Hindustan Times hari ini, Senin, 11 April 2022, fasilitas prototipe ini merupakan bagian dari visi jangka panjang Nissan yang disebut Nissan Ambition 2030. Rencananya perusahaan akan meluncurkan EV dengan baterai all-solid-state yang dikembangkan sendiri pada tahun fiskal 2028.
Menurut Nissan, biaya baterai mobil listrik all-solid-state ini dapat dikurangi dari USD 75 menjadi US$ 65 per kWh pada tahun fiskal 2028. Ini memungkinkan untuk membuat biaya kendaraan listrik setara dengan kendaraan bermesin konvensional.
"Ke depannya, divisi R&D dan manufaktur kami akan terus bekerja sama untuk memanfaatkan fasilitas produksi prototipe ini dan mempercepat aplikasi praktis baterai solid-state," kata Wakil Presiden Eksekutif R&D Nissan Kunio Nakaguro.
Baterai mobil listrik solid-state diharapkan menjadi teknologi yang mengubah permainan untuk mendorong adopsi kendaraan listrik. Pasalnya baterai ini memiliki kepadatan energi sekitar dua kali lipat dari baterai lithium-ion konvensional.
Baca Juga:
Selain itu, waktu pengisian baterai solid-state ini juga lebih singkat berkat kinerja pengisian dan pengosongan yang lebih unggul. Biaya untuk baterai ini juga lebih rendah karena menggunakan bahan-bahan yang lebih murah dibanding baterai lithium-ion.
Nissan berencana menggunakan baterai mobil listrik ini pada berbagai segmen kendaraan listriknya, termasuk truk pickup. Dengan demikian, perusahaan berharap bisa menghadirkan kendaraan listrik dengan harga yang lebih kompetitif.
DICKY KURNIAWAN | HINDUSTAN TIMES
Baca: Sekali Isi, Baterai Mobil Listrik Hyundai Kona Tembus 1.000 Km
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.