Bengkel Motor Tua Bermesin Kembar  
Reporter: Tempo.co
Editor: Tempo.co
Jumat, 6 Februari 2009 13:45 WIB
Iklan
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta : Tidak ada deru mesin atau gemerincing besi atau genangan oli yang biasa terlihat di bengkel saat melihat halaman rumah yang berada di kepadatan kampung Bukit Duri Tanjakan. Hanya ada tiga buah sepeda motor Yamaha bermesin kembar, alias bermesin dua silinder, berusia sekitar 30-an tahun selain sejumlah motor baru yang berjejer di sana.

Bagi para pemilik merek Yamaha bermesin ganda berukuran 100 cc sampai 350 cc keluaran 1970-an, rumah itu bisa menjadi tempat mengatasi masalah motor mereka. Si juragan bengkel itu adalah Heru Mulyono.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Heru mengawali “karir” sebagai pebengkel karena ia penggemar motor klasik itu. “Dulu kesulitan mencari montir dan suku cadang, mungkin karena kurang wawasan dan informasi,” kata Heru. Kesulitan memaksanya untuk belajar secara otodidak sehingga menjadi andalan banyak penggemar Yamaha twin.

Awalnya, pengerjaan sepeda motor sangat lama karena perbaikan mesin ganda membutuhkan waktu penyelarasan kerja mesin yang tidak sederhana. “Sekarang kalau semua alat sudah ada, dari belah (istilah Heru untuk bongkar mesin) sampai nyala lagi bisa dua hari lah,” jawab Heru.

Tapi ini dengan syarat onderdil sudah tersedia. “Waktu untuk mencari spare parts membuat waktu pengerjaan lebih lama, apalagi kalau yang dicari orisinil,” kata Heru.

Urusan mencari onderdil ini, rupaya ada seninya karena tidak ada sumber pasokan atau jalur yang menjamin ketersediaan suku cadang.

“Kita cari ke daerah-daerah, ke toko-toko onderdil yang masih memiliki stok suku cadang orisinil yang belum sempat terjual," terang Heru. ”Kita bisa cari sampai Samarinda atau bahkan Singapura, dan permintaan suku cadang bisa datang dari pemilik Yamaha di Manado bahkan Australia.”

Sulitnya mencari suku cadang asli menurut Heru bahkan membuat permintaan para penggemar tidak bisa dipenuhi begitu saja. “Kadang kalau spare part-nya sangat langka terpaksa kita tahan untuk kebutuhan sendiri,” kata Heru yang memiliki tiga jenis Yamaha Twin.

Persoalan berikut dalam memperbaiki Yamaha Twin adalah harga. Heru mencontohkan harga sepasang karburator Yamaha Twin yang asli bisa mencapai Rp 3,5 juta. Namun Heru mengatakan tidak semua Yamaha Twin “alergi” terhadap suku cadang kelas dua atau substitusi dari motor Yamaha jenis lain.

“Untuk jenis tertentu hasil produksi termuda masih ada yang bisa pakai karburator (Yamaha) Force One misalnya, tapi yang lebih tua biasanya tidak bisa,” kata Heru. Bahkan motor produksi awal tahun 70-an menurut Heru menjadi tidak nyaman bila menggunakan suku cadang yang tidak asli.

Heru tidak bisa menjelaskan mengapa dirinya bertahan dengan hobi yang kini juga menjadi penghasilan baginya. Namun Heru sendiri tidak menggunakan motor-motor tuanya untuk kepentingan sehari-hari, karena Heru memiliki sebuah Yamaha keluaran "masa kini" yang lebih hemat.

RONALD

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi