TEMPO.CO, Jakarta - Pembangunan jalan tol era pemerintahan Presiden Joko Widodo sangatlah pesat. Diberitakan Tempo, sudah ada 1.900 kilometer jalan tol terbangun selama tujuh tahun Jokowi menjabat sebagai presiden. Namun, tonggak sejarah pembangunan jalan tol pertama di Indonesia tidaklah dibangun saat era Jokowi, melainkan dibangun sejak pemerintahan Presiden Soeharto di rezim Orde Baru (Orba) pada 1973.
Jalan bebas hambatan berbayar pertama di Indonesia itu bernama Tol Jagorawi. Nama Jagorawi merupakan akronim dari nama tiga tempat yang terhubung oleh jalan sepanjang 50 kilometer ini: Jakarta, Bogor, dan Ciawi. “Jalan Tol Jagorawi adalah jalan terbaik yang kita miliki,” ujar Soeharto dalam upacara peresmian Tol Jagorawi pada 9 Maret 1978 di Pondok Gede, Jakarta Timur.
Ide Awal Pembangunan Tol Jagorawi
Meski dibangun dan diresmikan di era Orba, namun wacana pembangunan Jalan Tol Jagorawi bukan sepenuhnya murni ide dari Soeharto. Melansir situs BUMN Info, ide awal pembangunannya dicetuskan oleh seorang wali kota (saat itu setingkat gubernur) Jakarta periode 1953-1960, Raden Soediro.
Mengutip buku berjudul Sudiro: Pejuang Tanpa Henti, Soediro yang menggagas pembangunan jalan tol pertama ini bermula dari kondisi kas Jakarta yang menipis. Ini terjadi sebagai imbas dari pengeluaran besar-besaran untuk membiayai pembangunan Jalan Soedirman dan M. H. Thamrin.
Dengan membangun jalan bebas hambatan berbayar, maka diharapkan dapat menambah pemasukan. Pada 1955, Soediro dan Badan Pemerintah Harian Kotapraja Jakarta menyampaikan usulan tersebut kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sementara (DPRDS).
Bukannya disetujui, usulan Soediro tersebut justru ditolak oleh sebagian besar anggota dewan. Alasannya, proyek pembangunan jalan tol itu berisiko menghambat kelancaran lalu lintas. Ada juga yang menganggap, konsep jalan yang memungut pajak ini menimbulkan perpecahan, seperti masa kolonial Belanda.
Pembangunan Menelan Biaya Sangat Besar
Setelah sempat wacana ditolak, barulah saat Soeharto berkuasa proyek Tol Jagorawi akhirnya disetujui dan mulai dibangun pada 1973. Proyek raksasa ini menelan biaya hingga 350 juta per kilometer jalan.
M. Sudarta dalam buku Membuka Cakrawala: 25 Tahun Indonesia dan Dunia dalam Tajuk Kompas memperkirakan, nominal tersebut bertambah menjadi 575 juta rupiah per kilometer pada 1990 yang dihitung dengan kurs rupiah saat itu. Selain menelan biasa sangat besar, Tol Jagorawi sekaligus menjadi proyek pertama yang didanai APBN dan utang luar negeri.
HARIS SETYAWAN
Baca juga: Raden Soediro, Wali Kota Jakarta Penggagas Proyek Jalan Tol Pertama di Indonesia