TEMPO.CO, Jakarta - Aston Martin mengungkapkan strategi elektrifikasinya yang disebut dengan strategi Racing Green. Dalam strategi ini, produsen mobil ikonik asal Inggris ini berencana untuk berfokus pada model PHEV di tahun 2024 dan mobil listrik murni di tahun 2025.
Melansir laman Hindustan Times hari ini, Senin, 9 Mei 2022, selain rencana kedua model tersebut, Aston Martin juga menargetkan untuk mencapai netralitas karbon penuh pada tahun 2039.
Pengungkapan strategi elektrifikasi Aston Martin semula dijadwalkan terjadi beberapa tahun yang lalu dengan kebangkitan Lagonda sebagai sub-merek listrik murni. Namun rencana itu dibatalkan dan Rapid E juga mengalami nasib yang sama. Mereka juga berusaha untuk menggemparkan jajarannya dengan memperkenalkan supercar hybrid ringan DBX di Cina.
Di bawah strategi Racing Green, Aston Martin bertujuan mencapai netralitas karbon di seluruh manufaktur dan rantai pasokannya. Langkah pertama yang akan dilakukan adalah dengan meluncurkan model plug-in hybrid, yaitu Valhalla bermesin tengah, yang dijadwalkan mulai dijual pada awal 2024.
Valhalla merupakan mobil Aston Martin pertama tanpa mesin pembakaran internal (mobil listrik murni), yang rencananya akan rilis setahun kemudian. Kemudian model lain dengan powertrain hybrid atau EV direncanakan hadir di tahun 2026. Kemudian 4 tahun kemudian, seluruh portofolio mobil sport dan SUV GT Aston Martin diklaim akan sepenuhnya menggunakan listrik murni.
Strategi ini sejalan dengan komentar dari CEO Aston Martin Tobias Moers pada 2021. Saat itu ia mengatakan bahwa pada 2030, hanya 5 persen dari produksi tahunan Aston Martin akan terdiri dari mobil bertenaga bensin dan semuanya akan dibatasi untuk lintasan. Artinya, dalam waktu kurang dari delapan tahun dari sekarang, tidak akan ada model Aston Martin bertenaga ICE yang legal di jalanan.
DICKY KURNIAWAN | HINDUSTAN TIMES | WP
Baca juga: Lawrence Stroll Siapkan SUV Perdana Aston Martin
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.