TEMPO.CO, Jakarta - Toyota Indonesia telah siap menyambut era elektrifikasi pada 2050. Nantinya pada tahun tersebut, produsen asal Jepang tersebut memastikan tidak akan menghasilkan emisi karbon kendaraan.
Itu disampaikan langsung Project General Manager Toyota Daihatsu Engineering & Manufacturing (TDEM), Dr. Indra Chandra. Dirinya pun menegaskan bahwa Toyota telah melakukan beberapa cara untuk membuat kendaraan ramah lingkungan.
“Sejak tahun 1970, kita mulai menginisiasi kendaraan itu harus mengadopsi circular economy. Jadi saat masa pakainya selesai, kita akan daur ulang. Khusus untuk kendaraan listrik, sebelum ramai, kita bersama Tesla saat itu pernah mengembangkan kendaraan listrik,” kata dia dalam acara virtual hari ini, Rabu, 25 Mei 2022.
Untuk mengingatkan kembali, mobil yang diluncurkan oleh Toyota dan Tesla tersebut adalah RAV4, yang diperkenalkan pada tahun 1996. Namun kemitraannya sempat tak berjalan lagi sebelum akhirnya pada tahun lalu keduanya dirumorkan bakal kembali berduet.
Perjalanan Toyota untuk menyambut era elektrifikasi juga dilakukan pada 1997. Saat itu, menurut Indra, Toyota pertama kali meluncurkan kendaraan hibrida secara massal.
“Tahun 2021, kita juga memperkenalkan mobil hidrogen. Jadi yang kita gunakan adalah hirdogen yang direaksikan dengan oksigen yang ada di udara. Dan emisinya hanya H2O, sehingga di knlapotnya yang keluar itu air,” jelas dia.
Selanjutnya, komitmen terakhir Toyota adalah menjual 3,5 juta unit mobil baterai listrik (BEV) pada 2050 mendatang. Sedangkan untuk kendaraan baterai elektrik merek Lexus ditargetkan terjual sebanyak 1 juta unit.
“Ini diumumkan oleh Presiden Akio (Toyoda) pada tahun lalu, bulan Desember. Setiap tahun Toyota menjual hampir 10 juta unit kendaraan, dan 3,5 jutanya adalah BEV, dan 1 juta untuk Lexus. Dan keduanya 100 persen BEV,” tutup dia.
Baca: Toyota Ajak Mahasiswa Undip untuk Berperan Aktif Sambut Era Elektrifikasi
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.