TEMPO.CO, Jakarta - Nissan Motor Co., mengumumkan keputusannya untuk menangguhkan produksinya di Rusia untuk paruh pertama 2022 yang dimulai dari 1 April lalu. Kabar ini disampaikan langsung Kepala Eksekutif Nissan Makoto Uchida dalam pertemuan tahunan Nissan.
Sebelumnya pada Maret lalu, Nissan menyatakan keputusannya untuk menghentikan proses manufakturnya di pabrik St. Petersburg, Rusia. Pabrik tersebut memproduksi 45.000 kendaraan pada 2021 dan memproduksi beberapa model kendaraan seperti X-Trail.
Penghentian produksi pabrik ini dilakukan dengan mempertimbangkan tantangan logistik imbas dari perang Rusia Ukraina. Selain itu, langkah ini juga dilakukan untuk memikirkan keselamatan karyawannya.
Selain itu, Nissan juga melakukan penggalangan dana senilai 2,5 juta Euro (Rp 39 miliar) untuk membantu Ukraina. Produsen mobil Jepang tersebut juga menyumbangkan dana terpisah senilai satu juta Euro (Rp 15 miliar) kepada Palang Merah dan organisasi nirlaba lainnya.
Nissan bukan satu-satunya pabrikan yang melakukan tindakan penangguhan pabrik di Rusia. Pabrikan lain seperti Volkswagen, Porsche, Mercedes-Benz, Renault, dan Ford juga menangguhkan produksi dan ekspornya ke Rusia setelah perang terjadi.
CEO Volkswagen Herbert Diess mengungkapkan bahwa industri otomotif sudah mulai pulih dari kondisi pandemi dan krisis semikonduktor. Perang Rusia-Ukraina ini justru berpotensi menambah krisis industri otomotif.
DICKY KURNIAWAN | HINDUSTAN TIMES
Baca: Motor Listrik Buatan Indonesia Alessa eX300 Resmi Diluncurkan
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto