TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan saat ini baterai masih menjadi kendala utama dalam hal konversi kendaraan listrik. Akibat baterai yang masih mahal ini membuat transisi elektrifikasi menjadi lambat.
"Baterainya mahal sehingga harganya jadi mahal. Oleh karena itu baterai itu harus segera kita cari solusi supaya bisa mendapatkan harga yang lebih murah," kata Ketua Tim Percepatan Proyek Baterai Kendaraan Listrik Kementerian ESDM, Agus Tjahajana Wirakusuma saat ditemui di PEVS 2022. Senin, 25 Juli 2022.
Menurut Agus, apabila harga baterai masih mahal, maka hal tersebut akan terus menghambat konversi kendaraan listrik. Apabila memang harga baterai tidak bisa murah, minimal ada subsidi yang diberikan untuk menekan harga tersebut.
"Kalau mau mendorong percepatan elektrifikasi, maka harus mampu memberikan subsidi. Kalau memang baterai bisa disubsidi, why not? tapi dalam waktu temporary," jelasnya.
Agus mengungkapkan bahwa komponen baterai ini memiliki nilai sekitar 40 persen terhadap sebuah kendaraan listrik. Namun besaran nilai baterai ini bergantung pada jenis mobilnya.
Kementerian ESDM sendiri mengaku saat ini telah berhasil mengonversi sebanyak 100 unit sepeda motor BBM menjadi sepeda motor listrik. Kementerian ESDM menargetkan 1.000 unit konversi kendaraan untuk menuju net zero emission di tahun 2060.
Baca juga: Mobil Listrik Kecil Metropod Garapan MAB Hadir di PEVS 2022, Ini Spesifikasinya
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.