TEMPO.CO, Jakarta - Ekspor mobil bekas Jepang ke Rusia melonjak ke tingkat tertinggi dalam lebih dari satu dekade terakhir. Ekspor jenis ini memang dibebaskan dari sanksi invasi Rusia ke Ukraina.
Keberhasilan Rusia dalam menjaga nilai rubel tetap kuat telah meningkatkan permintaan Rusia atas mobil bekas berkualitas tinggi dari Jepang seharga kurang dari 6 juta yen atau sekitar Rp 646,46 juta.
Menurut data Pemerintah Jepang total ekspor mobil bekas Jepang ke Rusia kini mencapai rekor tertinggi sejak Januari 2009. Prefektur Toyama, yang telah lama menjadi pusat ekspor kendaraan yang melintasi Laut Jepang ke pelabuhan Vladivostok Rusia, mengalami lonjakan khusus pengiriman mobil bekas.
Seorang pria Pakistan pengusaha ekspor mobil di kota pesisir Imizu di Toyama, Nawab Ali Behlum, 59 tahun, mengatakan penjualan mobil bekas ke Rusia berkurang banyak beberapa bulan pertama setelah pasukan Rusia menyerang Ukraina pada Februari 2022. Namun, penjualan melonjak dengan cepat pada April.
Menurut Behlum, importir dari Rusia hanya membeli mobil bekas kelas atas berkat nilai rubel yang kuat. Bahkan, pasokan kapal kargo tidak dapat mengimbangi lonjakan permintaan mobil bekas dari Rusia.
Pada April 2022, Pemerintah Jepang melarang ekspor barang mewah ke Rusia, termasuk mobil seharga lebih dari 6 juta yen. Namun di sisi lain membuka pasar mobil bekas.
Data perdagangan dari Kementerian Keuangan Jepang menunjukkan ekspor sekitar 17.000 mobil bekas ke Rusia pada Juni, hampir setengah dari total ekspor Jepang ke negara tetangganya.
Nilai ekspor itu mencapai 19 miliar yen atau sekitar Rp 2,01 triliun, sedikitnya 3,5 kali lebih tinggi dibandingkan pada Maret 2022. Pertumbuhan ekspor mobil bekas dari Toyama ke Rusia pun sangat besar, yakni 13,7 miliar Yen pada Juni atau naik hampir empat kali lipat dibandingkan Maret 2022.
Baca: Tips Membeli Mobil Bekas yang Ideal
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.