TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mengungkapkan jumlah pendaftar MyPertamina masih sangat sedikit. Aplikasi tersebut sedianya digunakan mengendalikan penyaluran BBM bersubsidi Pertalite dan Solar agar tepat sasaran.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan jumlah pengguna mobil yang mendaftar MyPertamina baru 2,1 juta (6,4 persen) dari total populasi mobil 33 juta unit.
"Jadi baru 6,4 persen," katanya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR di Gedung Parlemen, Jakarta, pada Kamis, 8 September 2022.
Pertamina pun akan mengambil langkah lain untuk mendaftar kendaraan di Indonesia, yakni mengintegrasikan data kendaraan di Korlantas Polri serta PT Jasa Raharja lalu dimasukkan ke aplikasi MyPertamina. Data itu mencakup pelat nomor, identitas pemilik, jenis, model, hingga kapasitas mesin.
"Jadi data kami tarik (ke MyPertamina)," ujar Nicke.
MyPertamina dianggap efektif mengendalikan penyaluran BBM bersubsidi Pertalite dan Solar untuk mobil. Setiap mobil nantinya memegang 1 QR Code yang harus discan saat mengisi BBM di SPBU. QR Code BBM ini dipindai menggunakan mesin EDC di SPBU Pertamina.
Cara tersebut untuk menyesuaikan penggunaan BBM bersubsidi Pertalite dan Solar sesuai kapasitas mesin mobil.
"Ketika QR Code mobil itu di-taping di EDC kami dan CC mobil melebihi ketentuan, maka dispensernya (BBM bersubsidi Pertalite) enggak bisa ngocor," tutur Dirut Pertamina Nicke.
Baca: Cara Beli Pertalite Lewat Aplikasi MyPertamina
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.