TEMPO.CO, Jakarta - Redaksi Tempo.co berkesempatan menjajal langsung mobil listrik mungil Wuling Air EV dalam acara bertajuk Wuling Air ev Green Mobility Experience, Selasa, 20 September 2022. Dalam pengetesan kali ini, kami menempuh jalanan dalam kota Jakarta untuk membuktikan mobilitas kendaraan listrik di tengah kemacetan jalanan Ibu Kota.
Perjalanan kami dimulai dari Wuling Center, Pondok Indah menuju tujuan pertama, yakni Pantai Indah Kapuk (PIK). Rute yang kami lalui meliputi jalan raya dan juga jalan tol, dengan berbagai model berkendara yang kami gunakan mulai dari Eco, Normal, dan juga Sport.
Kemudian dari PIK dilanjutkan ke wilayah Sarinah, Jakarta Pusat, dan diakhir di Senayan Park (Spark), Jakarta Pusat. Perjalanan dari PIK menuju Jakarta Pusat melalui jalur dengan lalu lintas yang sangat padat dan menjadi momen bagi kami untuk membuktikan bagaimana kepraktisan Wuling Air EV saat digunakan di jalur yang macet.
Performa dan Akselerasi
Bicara performa dan akselerasi dari Wuling Air EV, kami cukup terkejut dengan apa yang ditawarkan pada mobil listrik berdimensi mungil ini. Bagaimana tidak, saat kami injak gas di akselerasi awal, Air EV mampu mempersemabahkan torsi yang instan dan tenaga yang powerful.
Bahkan saat melaju di jalanan bebas hambatan alias jalan tol, kami mampu menyentuh kecepatan mencapai 100 km per jam. Hanya saja, kami merasa torsi instan ini bisa didapatkan saat menggunakan mode Normal dan Sport.
Sementara saat menggunakan mode Eco, kami merasa gas menjadi sedikit kurang responsif hingga torsi yang diberikan di akselerasi awal terasa kurang kuat.
Kami pun menanyakan perihal mekanisme pada mode Eco di Wuling Air EV kepada Product Planning Wuling Motors Mahesa Ryan. Menurutnya, saat mode Eco, memang torsi yang dihasilkan tidak seresponsif di mode Normal dan Sport, karena untuk menjaga daya baterai tetap hemat.
"Mode Eco itu menjaga pengemudi tidak kasar saat memainkan gas, jadi mode ini membantu pengemudi untuk mengatur gas agar daya yang dikeluarkan tidak besar. Jadi kenaikan rpm-nya dilakukan secara gradual," kata Mahesa kepada Tempo di Jakarta, Selasa, 20 September 2022.
Setelah mendapatkan penjelasan tersebut, kami memaklumi bahwa mode Eco ini diperuntukkan agar konsumsi daya Wuling Air EV tidak boros. Namun jika ingin merasakan tenaga yang responsif, kita bisa gunakan mode Normal dan Sport.
Kenyamanan Berkendara
Urusan kenyamanan berkendara ini, khususnya dari sisi suspensinya, ini benar-benar di luar ekspekstasi kami. Sebelumnya kami beranggapan bahwa mobil listrik dengan dimensi kecil ini akan memiliki suspensi yang keras, tapi setelah kami coba, anggapan tersebut terbantahkan.
Kami akui, Wuling Air EV punya performa suspensi yang empuk untuk sekelas mobil kecil. Bahkan saat kami melewati jalanan rusak dan bergelombang, guncangan yang dihasilkan di dalam kabin tidak terlalu berasa, cenderung anteng saat melibas kontur permukaan paving block yang tidak mulus.
"Memang banyak yang mempertanyakan bagaimana keempukan suspensi Air EV ini. Tapi setelah dicoba, sudah tahu kan gimana rasanya?," ujar Mahesa.
Wuling Air EV juga memiliki kekedapan kabin yang cukup baik. Kebisingan ban dan suara di luar kabin tidak mengganggu pendengaran dan cukup senyap. Hal itu menjadikan pengendara lebih nyaman saat berkendara.
Namun dari sisi posisi berkendaranya, kami merasa posisi duduk di balik kemudi terasa kurang nyaman karena posisinya yang terkesan kaku. Sementara untuk di posisi penumpang depan, kursinya agak kecil sehingga kurang nyaman untuk penumpang yang punya perawakan besar. Sayangnya kami tidak sempat mencoba berada di kursi baris keduanya.
Kemudian satu yang menjadi catatan kami juga, meskipun tidak terlalu berpengaruh besar. Seatbelt di kursi pengemudi dan penumpang depan, posisinya cukup jauh di belakang, sehingga untuk bisa menjangkau sabuk pengaman ini, kita harus sedikit menengokkan badan ke belakang.
Fitur-fitur
Salah satu kesan menyenangkan mengemudikan Wuling Air EV ini adalah fitur-fitur yang dihadirkan, salah satunya adalah Wuling Indonesian Command (WIND). Fitur ini merupakan perintah suara dalam Bahasa Indonesia yang bisa digunakan pengemudi untuk meminta sistem melakukan sesuatu.
Hanya dengan mengucapkan "Halo Wuling", pengemudi bisa meminta sistem WIND untuk melakukan sejumlah hal seperti menyalakan AC, menaik-turunkan jendela, hingga meminta untuk menaik-turunkan volume. Jelas ini sangat membantu pengemudi untuk melakukan sesuatu tanpa harus kehilangan fokus mengemudinya.
Selain itu ada juga fitur Hill Hold Control yang mencegah mobil mundur saat ingin kembali berjalan di jalur tanjakan. Bahkan saat kami coba fitur tersebut, dari kondisi diam hingga berjalan lagi, torsi yang dikeluarkan sangat mendorong mobil dan tidak ada selip sedikit pun.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, Wuling Air EV mampu menjawab ekspektasi kami terhadap mobil listrik berdimensi kecil. Tenaga yang powerful, torsi yang instan, fitur yang membantu, kenyamanan berkendara yang cukup, dan tentunya harga yang jauh lebih murah dibanding mobil listrik yang dipasarkan di Indonesia saat ini.
Hanya saja, Wuling tidak boleh berpuas diri dengan segala yang dihadirkan pada Air EV ini. Pasalnya kami menilai masih ada beberapa hal yang harus diimprovisasi Wuling pada mobil listrik mungilnya ini.
Bicara soal harga, Wuling Air EV ini dipasarkan dengan harga Rp 295 juta untuk tipe Long Range. Sementara untuk tipe Standard Range dilego dengan banderol Rp 235 juta.
Baca Juga: Koleksi Mobil Banggar DPR Said Abdullah yang Kedapatan Naik Jet Pribadi
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto