TEMPO.CO, Jakarta - Lilium Air Mobility berencana mengatur kapasitas industri untuk membuat sekitar 400 taksi terbang listrik per tahun. Berbarengan dengan itu mereka juga sambil menentukan skema yang memberikan dukungan penelitian publik, kata kepala eksekutif barunya.
Lilium bersaing di pasar yang ramai untuk kendaraan electric Vertical Take-Off and Landing (eVTOL), dan berharap dapat menggantikan perjalanan darat atau perjalanan pendek dengan pesawat terbang.
Tetapi tantangannya adalah untuk mengamankan sertifikasi dan mendanai inovasi teknologi listrik. Apalagi saat ini saham Lilium sendiri sudah turun 73 persen.
"Saya sangat mendukung untuk sistem produksi 400 pesawat ini. Apabila kami beruntung suatu hari nanti, kita membutuhkan 800 pesawat dan kita hanya akan menduplikasinya, bukan di sini (di Jerman), tapi di mana pasar besar itu berada," kata mantan Airbus (AIR. PA) eksekutif Klaus Roewe, dikutip dari Reuters.
"Mari kita ukur dan mari kita lihat bagaimana kita harus merancang sistem produksi termasuk seluruh rantai pasokan untuk 400 pesawat," kata Roewe setelah pembaruan pemegang saham.
Lilium tidak memberikan dana rinci untuk membuat 400 taksi terbang. Maka dari itu, Roewe menjelaskan, perusahaan berencana untuk pertama kalinya memanfaatkan sumber dana publik standar seperti penelitian.
Dia tidak mengatakan dari mana dana publik itu berasal atau seberapa banyak jumlahnya. Perusahaan biasanya memanfaatkan program nasional dan Uni Eropa untuk meningkatkan inovasinya.
Lilium mengatakan yakin baterai lithiumnya akan memenuhi persyaratan kinerja dan peraturan. Meskipun pada Februari 2020 lalu, kebakaran baterai memakan korban seorang demonstran teknologi dan menyebabkan penundaan pengujian pada baterai.
Baca Juga: Dikabarkan Rilis Akhir Tahun, Perkiraan Harga Wuling Almaz Hybrid Rp 500 Jutaan
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto