TEMPO.CO, Jakarta - PT Honda Prospect Motor (HPM) mengakui produksinya di Indonesia terkendala krisis chip semikonduktor. Bahkan di Jepang, Honda Motor Co., telah melakukan pemangkasan produksi mobil akibat masalah rantai pasokan dan logistik.
"Gangguan pasokan chip semikonduktor itu merupakan global shortage. Kami masih terus memonitor perkembangannya. Saat ini masih belum stabil," kata Business Innovation and Sales & Marketing Director PT HPM Yusak Billy kepada Tempo hari ini, Senin, 10 Oktober 2022.
Imbas kendala produksi mobil tersebut, pemesanan untuk sejumlah model Honda pun terpaksa indent. Menurut Billy, saat ini rata-rata waktu tunggu pemesanan mobil Honda sekitar 1 hingga 3 bulan.
"Honda Brio dan Honda HR-V indent bisa 1 sampai 3 bulan, tergantung area, tipe, dan warna. Itu rata-rata ya," ujarnya.
Namun ada juga model yang waktu tunggu pemesanannya lebih dari 3 bulan, yakni untuk Honda HR-V SE two-tone dan juga Honda Civic RS. Sementara untuk Honda BR-V, menurut Billy saat ini produksinya masih stabil.
"Komponen Honda BR-V juga mengalami kendala pasokan komponen, namun masih cenderung lebih stabil dibanding Brio dan HR-V," ucap Billy.
Sebelumnya, Honda Motor Co., resmi mengumumkan pemangkasan produksi mobil hingga 40 persen di Jepang pada awal September 2022. Adapun dua pabrik yang terdampak ini adalah pabrik perakitan di prefektur Saitama, Utara Tokyo dan Pabrik Suzuka.
Pabrik di prefektur Saitama dilaporkan bakal memangkas produksi mobil sekitar 40 persen pada bulan ini. Sedangkan Pabrik Suzuka sudah mengurangi produksi hingga 30 persen sejak awal September lalu.
Baca Juga: Naik 17 Peringkat, Fadillah Aditama Finis P11 di JuniorGP Aragon
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto