TEMPO.CO, Mataram - Shell Indonesia berbicara soal tantangan peralihan kendaraan listrik di Tanah Air. Menurut mereka ada beberapa faktor yang masih menjadi rintangan industri otomotif dalam memproduksi mobil listrik atau motor listrik.
Hal itu disampaikan langsung oleh Vice President, Marketing Mobility, Shell Indonesia Dian Kusumadewi. Dirinya menjelaskan ada tiga faktor yang jadi penyebab kendaraan listrik belum terlalu banyak digunakan oleh masyarakat.
“Pertama, daya beli. Elektrifikasi masih memiliki persepsi investment awalnya mahal. Tapi (masyarakat) tidak mengetahui soal total cost-nya. Ini dibutuhkan edukasi,” kata dia dalamacara Shell Eco Marathon 2022 di Sirkuit Mandalika.
“Kedua, awareness (kesadaran). Bagaimana bisa mengkatalis lagi. Apalagi ada masalah di baterai. Ketiga akses, makin banyak kendaraan listrik, makin banyak SPKLU yang dibutuhkan,” jelas Dian menambahkan.
Sementara itu, General Manager, E-mobility & Strategic Growth Asia Shell Tracy Xie juga melihat adanya tantangan lain dalam peralihan ke kendaraan listrik dalam waktu dekat ini. Menurutnya, rintangan yang dihadapi Indonesia sama seperti beberapa negara lain.
“Indonesia dan negara lain sama, infrastruktur tidak memadai, masih banyak yang harus dibenahi. Kedua, orang ragu menggunakan kendaraan listrik, karena ini bisa seberapa jauh jarak tempuhnya. Ketiga, sumber daya dalam proses produksi dengan menggunakan teknologi hijau,” ucap dia.
Baca juga: Pertimbangan Shell Tambah SPKLU di Indonesia
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.