TEMPO.CO, Jakarta - Produsen mobil asal Korea Selatan Hyundai Motor akan membuka pabrik kendaraan listrik dan baterai di Georgia, Amerika Serikat, dengan nilai investasi mencapai Rp 85 triliun. Hyundai berencana untuk memulai produksi pada paruh pertama tahun 2025 dengan kapasitas tahunan 300.000 unit.
Peletakan Metaplant pada 25 Oktober Grup Hyundai di Savannah, Georgia, adalah bagian dari komitmen Grup Hyundai sebesar Rp 154,7 triliun pada tahun 2025.
“Ini merupakan bentuk Hyundai dalam mendorong mobilitas masa depan di Amerika Serikat, termasuk produksi kendaraan listrik,” kata Hyundai, dikutip Reuters pada Minggu, 16 Oktober 2022.
Terobosan ini terjadi di tengah kemarahan dari Korea dan Uni Eropa atas kebijakan pajak kendaraan listrik AS.
Undang-Undang Pengurangan Inflasi, yang ditandatangani Presiden AS Joe Biden pada bulan Agustus, mengharuskan kendaraan listrik yang dirakit di Amerika Utara untuk memenuhi syarat kredit pajak di AS.
Akan tetapi aturan tersebut mengecualikan Hyundai dan afiliasinya Kia Corp dari subsidi kendaraan listrik, karena mereka belum memproduksi kendaraan di sana bersama dengan produsen mobil besar Eropa.
Regulasi itu membuat sekitar 70 persen kendaraan listrik tidak memenuhi syarat untuk kredit pajak hingga Rp 116 juta per kendaraan.
Biden telah menyatakan kesediaan untuk melanjutkan pembicaraan dengan Korea Selatan mengenai regulasi tersebut baru-baru ini yang menolak subsidi untuk sebagian besar produsen kendaraan listrik asing.
Baca juga: Hyundai Gelontorkan Dana USD 12,6 Miliar Bikin Dua Platform Mobil Listrik Baru
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.