TEMPO.CO, Jakarta - Ikatan Motor Indonesia (IMI) beberapa waktu lalu mengomentari soal isu Formula E Jakarta yang isunya bakal direbut oleh Singapura. IMI menyayangkan jika ajang balap mobil listrik itu benar-benar diambil alih negara lain.
Hal itu disampaikan Pengurus pusat IMI Biro Roda Empat sekaligus CoC (Cleck of The Course) pimpinan lomba Formula E Jakarta, Bagoes Hermanto saat ditemui di Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Karena menurutnya, Formula E memiliki pesan yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Bagoes menjelaskan bahwa ajang balap mobil listrik tersebut merupakan bentuk kampanye penggunaan kendaraan listrik.
“Kalau saya melihatnya (Formula E) murni olahraga. Sangat disayangkan kalau misalkan event-event dunia tidak bisa diselenggarakan di sini,” kata Bagoes beberapa waktu lalu.
“Apapun itu, misalkan seperti MotoGP, World Superbike, Formula E, lalu ada APRC. Kalau event-event dunia ada di sini kan, kita jadi pusat perhatian dunia. Event itu mendatangkan multi player effect yang menurut saya sangat positif,” tambah dia.
Lebih lanjut dirinya juga menjelaskan bagaimana peran IMI dalam mempertahankan Formula E Jakarta tahun depan. Menurut dia, IMI hanya bertugas untuk mendukung penyelenggaraan balap saja.
“Kalau IMI sebagai regulator, kita tidak ada di commercial (Formula E). Kita siap mem-back up dengan SDM-SDM. Karena menyelenggarakan event balap diperlukan ofisial, dari mulai pimpinan lomba, marshal dan tenaga pendukung lainnya. Ini tugasnya IMI untuk mempersiapkan perangkat ofisialnya,” jelas dia.
Formula E Jakarta sendiri saat ini telah dipastikan masuk dalam agenda musim 2023. Melalui laman resmi Formula E, Sirkuit Ancol bakal menggelar dua balapan, yakni pada 3 dan 4 Juni 2023.
Baca juga: Penyelidikan Formula E Jakarta Masih Berlanjut, Ini Kata KPK
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto