TEMPO.CO, Jakarta - Lexus masih terus bergelut dengan masalah krisis chip semikonduktor pada tahun ini. Hal ini membuat produsen mengalami penurunan penjualan mobil hingga 28 persen di pasar Eropa.
"Tidak dapat disangkal 2022 adalah tahun yang sangat sulit bagi Lexus," kata presiden dan CEO Toyota Motor Europe Matt Harrison dikutip Automotive News Europe pada Senin, 12 Desember 2022.
Menurut peneliti pasar Dataforce, penjualan mobil Lexus di Eropa turun hingga 28 persen menjadi 27.247 unit hingga September 2022. SUV kompak UX tersebut mengalami penurunan terbesar hingga 36 persen menjadi 10.053 unit.
Selain karena krisis chip, penurunan ini terjadi setelah hengkangnya Toyota dari pasar Rusia. Sebab 25 persen volume kendaraan lexus berada di Rusia. Bukan hanya model kecil saja, akan tetapi SUV besar seperti RX, NX bahkan LX juga mengalami penurunan yang signifikan.
“Kami telah mengalami pengurangan produksi yang parah pada model-model utama termasuk NX, model yang menjadi pusat aspirasi pertumbuhan kami tahun ini,” kata Harrison.
Lebih lanjut Harrison yakin jika pembatasan pasokan sudah mulai mereda, itu akan menjadi momentum untuk pertumbuhan Lexus.
Sebelumnya Lexus juga telah meluncurkan NX hybrid plug-in ke jajaran mereknya. Hal ini bertujuan untuk kembali meningkatkan penjualannya, Meskipun produksi NX di Jepang juga masih berhadapan dengan chip semikonduktor. Sehingga membuat masa inden kendaraan tersebut cukup lama.
KHOLIS KURNIA WATI | AUTOMOTIVE NEWS EUROPE
Baca juga: Hancurkan Portugal, Youssef En-Nesyri Sempat Mejeng di Atas Polaris RZR 900cc
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto