TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Astra Visteon Indonesia, Prihantanto Agung mengungkapkan bahwa harga chip semikonduktor saat ini mengalami lonjakan yang cukup signifikan. Hal tersebut disebabkan krisis komponen vital tersebut yang terjadi secara global.
"Ini memukul industri kami. Harga semikonduktor yang semula sekitar US$ 0,1, sekarang berkali lipat hingga menyentuh US$ 9 hingga 25," kata kata Agung, dikutip dari laman resmi Kemenperin.go.id hari ini, Senin, 12 Desember 2022.
Agung bahkan mengibaratkan sektor industri semikondiktor ini seperti kecil-kecil cabai rawit. Chip semikonduktor yang barangnya berukuran kecil ini mampu menentukan dalam proses produksi otomotif.
"Barangnya kecil, harga cuma US$ 0,1, namun bisa membuat kami jualan mobil yang harganya ratusan juga," ucapnya.
Meskipun harganya melambung, namun Agung mengatakan bahwa industri otomotif mau tidak mau harus membelinya. Sebab, tanpa adanya krisis semikonduktor ini, proses produksi otomotif bisa terhambat atau bahkan terhenti.
"Terpaksa kami beli. Kalau tidak, industri mobil bisa mati," ujar Agung.
Krisis semikonduktor dan peningkatan harga semikonduktor ini memang tengah menjadi perhatian pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Untuk mengatasi permasalahan chip ini, Kemenperin sendiri terus mempercepat pembangunan ekosistem industri semikonduktor dalam upaya memenuhi kebutuhan pasar domestik yang semakin melonjak.
"Kami kerahkan kemampuan bangsa dari ahli elektronik hingga mikroelektronik. Butuh peta jalan 10 sampai 20 tahun ke depan tentang industri semikonduktor yang bisa mengisi kebutuhan dalam negeri," kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier.
Taufiek mengungkapkan bahwa Indonesia pernah memiliki pabrik semikonduktor pada tahun 1986. Saat itu, pabrik tersebut mampu mengekspor chip semikonduktor yang nilainya mencapai Rp 135 juta pada masa itu.
Oleh sebab itu, Kemneperin berencana untuk membangun kembali industri semikonduktor di era kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Kemenperin sedang menyiapkan pusat desain semikonduktor di Bandung, Jawa Barat.
"Ini menjadi peluang yang sangat besar. Seluruh universitas dan akademisi akan masuk dalam skema ekosistem tersebut," ujar dia.
Baca juga: Krisis Chip Semikonduktor Hantam Produksi Suzuki India
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto