TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pahala Nugraha Mansury mengatakan membeli motor listrik tidak hanya bikin untung produsen, tapi juga menguntungkan konsumen. Karena biaya kepemilikan motor listrik jauh lebih murah ketimbang motor bensin.
"Yang untung bukan hanya produsen, konsumen juga untung. Saving dari motor listrik itu, setiap tahun berkisar Rp 700 ribu sampai dengan Rp 1 juta," kata Pahala Nugraha dalam acara Tempo Green Economy, Rabu, 14 Desember 2022.
Pahala juga menjelaskan bahwa selain produsen dan konsumen, pemerintah juga ikut diuntungkan jika masyarakat membeli motor listrik. Keuntungan tersebut didapat dari subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang tidak perlu lagi diberikan jika masyarakat beralih ke sepeda motor listrik.
"Pemerintah juga untung. Biaya saving per tahunnya itu antara Rp 600 ribu sampai dengan Rp 800 ribu. Kalau usia motor kurang lebih per 6 tahun, ya bisalah saving Rp 5 juta buat subsidi pemerintah. Itu yang kita harapkan terjadi," jelasnya.
Namun untuk bisa meningkatkan minat masyarakat terhadap motor listrik, Pahala menilai pemerintah perlu memberikan insentif pembelian motor listrik. Dengan hadirnya insentif, harga sepeda motor listrik akan semakin murah dan bahkan bisa setara dengan motor bensin.
"Nah ini yang kita harapkan nanti di tahun 2023, akan bisa diberikan insentif untuk industri motor listrik di Indonesia, supaya bisa migrasi dari pengguna yang selama ini menggunakan motor bensin, bisa beralih ke motor listrik," katanya.
Baca juga: Uang Pendaftaran Red Bull di Formula 1 2023 Capai Rp 97 Miliar
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto