TEMPO.CO, Jakarta - Mobil hybrid menjadi salah satu produk kendaraan elektrifikasi yang direncakan mendapatkan insentif dari pemerintah. Segmen ini terbagi menjadi dua jenis, yakni Hybrid Electric Vehicle (HEV) dan Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV).
Kendaraan ini berbeda dengan mobil listrik. Seperti diketahui, mobil listrik dibekali mesin konvensional yang dipadukan dengan baterai dan motor listrik. Lantas, apakah mobil hybrid ini perlu mengisi daya baterainya seperti mobil listrik?
Melansir laman Autoblog hari ini, Selasa, 27 Desember 2022, mobil hybrid tidak perlu melakukan pengisian daya meski memiliki baterai dan motor listrik. Tak seperti EV dan PHEV, baterai mobil hybrid bakal terisi melalui kombinasi pengereman regeneratif dan kelebihan energi dari mesin bensin.
Sekedar informasi, PHEV menggunakan baterai dan komponen penggerak listrik yang lebih kuat dari mobil hybrid biasa. PHEV bisa memberikan kemampuan berjalan dengan hanya mengandalkan baterai dan motor listriknya, tidak seperti HEV yang masih mengandalkan mesin bensinnya.
Oleh sebab itu, PHEV memerlukan pengisian daya untuk bisa menggunakan model full listriknya. Model ini disebut menjadi kendaraan untuk peralihan masyarakat dari penggunaan mobil mesin konvensional ke mobil listrik murni.
Sementara itu, kendaraan listrik murni atau baterry electric vehicle (BEV) sepenuhnya menggunakan tenaga listrik dan tidak lagi menggunakan bahan bakar. Satu-satunya tenaga yang diperlukan mobil listrik adalah mengisi daya pada baterainya.
DICKY KURNIAWAN | AUTOBLOG
Baca juga: Kaleidoskop 2022 MotoGP dan Formula 1: Banyak Sejarah Baru Tercipta
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto