TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga penampung dana umat milik Pemerintah Kerajaan Arab Saudi Public Investment Fund (PIF) dilaporkan bakal membeli Grand Prix Formula 1 (F1). Bahkan mereka dirumorkan sudah menyiapkan dana sebesar 20 miliar dolar AS (Rp 299 triliun).
Namun Liberty Media dilaporkan telah menolak tawaran tersebut, meski jumlahnya sangat besar dibandingkan dengan nominal pertama yang mereka keluarkan untuk membeli F1. Menurut Speedweek, Liberty Media membeli Formula 1 dengan harga 4,4 miliar dolar AS (Rp 65 triliun).
Terkait hal ini, Presiden otoritas balap mobil dunia (FIA) Mohammed Ben Sulayem turut memberikan tanggapannya. Menurut dia, sebagai organisasi nirlaba, pihaknya harus berhati-hati dalam hal tersebut.
"Setiap pembeli potensial harus menggunakan akal sehat dan mempertimbangkan kebaikan olahraga yang lebih besar dan memiliki rencana yang jelas dan berkelanjutan, bukan hanya uang," cuit Ben Sulayem di Twitter.
“Adalah tugas kami untuk mempertimbangkan dampak masa depan bagi promotor dalam hal biaya balapan yang lebih tinggi dan biaya komersial lainnya serta dampak buruk yang mungkin terjadi pada penggemar,” lanjut Presiden FIA tersebut.
Menurut beberapa laporan media, rumor jual beli Formula 1 ini menggangu hak FIA dengan cara yang tidak dapat diterima. Ben Sulayem memastikan bahwa pihaknya bakal menjamin hak eksklusif untuk mengeksploitasi hak komersial atas F1.
"FIA telah membuat komitmen tegas bahwa tidak akan mengambil tindakan untuk mengganggu kepemilikan, pengelolaan, dan/atau eksploitasi hak-hak ini," tutup dia.
Baca juga: Truk Berbahan Bakar Gas Alam Cair Pertama di Indonesia Sedang Diuji Coba
SPEEDWEEK
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto