TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berencana untuk mempercepat penggunaan kendaraan listrik di Indonesia. Pemerintah, kata dia, akan meningkatkan pangsa pasar kendaraan listrik dalam negeri hingga 10 persen.
Luhut menyampaikan, salah satu cara meningkatkannya adalah dengan memberikan insentif kendaraan listrik dan konversi motor listrik. Tak hanya itu, pemerintah juga berencana mengurangi pajak untuk mobil listrik.
Langkah tersebut dinilai berdampak pada konsumsi bahan bakar minyak (BBM). Karena menurut dia, sampai saat ini kendaraan bermotor hampir menghabiskan BBM sebanyak 70 miliar liter per tahun.
"Kami terus mendorong kendaraan listrik. Tahun 2023-2024, kami akan mendorong pangsa pasar 10 persen untuk EV dan motor listrik. Dengan begitu kita bisa mengurangi emisi dan impor BBM," kata dia dalam Mandiri Investment Forum (MIF) 2023.
Lebih lanjut Luhut memaparkan bahwa jumlah motor konvensional mencapai 118 juta unit pada 2021, dengan penjualan sebesar 6,5 juta per tahun. Jumlah konsumsi BBM-nya, kata dia, mencapai 35,9 miliar liter per tahun.
Sedangkan jumlah mobil berbahan bakar bensin pada 2021 mencapai 23 juta unit dengan penjualan sekitar 1 juta unit per tahun. Penggunaan BBM mobil konvensional itu dilaporkan mencapai 34 milier liter per tahun.
"Konsumsi BBM mencapai 70 miliar liter setahun. Bisa Anda bayangkan angka ini. Makanya kalau kita dorong 10 persen (kendaraan listrik), kita akan bisa mengurangi konsumsi BBM," ujar Luhut menjelaskan.
Agar bisa mencapai 10 persen pangsa pasar, penjualan sepeda motor listrik harus menyentuh angka sekitar 600 ribu unit. Sedangkan untuk penjualan mobil listrik harus mencapai sekitar 100 ribu unit.
Dengan adanya insentif kendaraan listrik, dirinya berharap penggunaan EV di Tanah Air bisa meningkat. Luhut menjelaskan bahwa besaran insentif tersebut hampir mirip dengan yang diterapkan di Thailand.
"Saya rasa untuk motor akan sekitar Rp 7 juta. Dan mobil mungkin pengurangan pajaknya sekitar 10 persen. Saya bilang, jangan terlalu dipikirkan, buat sederhana saja,” kata dia.
“Lihat yang terjadi di Thailand, di Vietnam. Buat penyesuaian saja sehingga jadi kompetitif. Jangan lihat dari kepentingan pribadi tapi juga kepentingan global, kepentingan regional," tutup Luhut.
Baca Juga: PLN UP3 Masohi Lakukan Konversi Motor Listrik, Kecepatannya 150 Km/Jam
ANTARA
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto