TEMPO.CO, Jakarta - Polda Metro Jaya ternyata memiliki alat pemindai atau scanner tiga dimensi berteknologi laser. Alat ini digunakan untuk merekonstruksi kecelakaan yang menyebabkan kematian mahasiswa UI Hasya Attalah Syahputra.
Hasya meninggal dalam kecelakaan lalu lintas di Jagakarta, Jakarta Selatan, pada 6 Oktober 2022. Rekontruksi diperlukan untuk membuktikan kematian Hasya karena terjatuh atau tertabrak mobil Mitsubishi Pajero.
"Alat tersebut bernama 3D laser scanner," kata Kepala Team Traffic Accident Analysis (TAA) Korlantas Polri Kombes Dodi Darjanto, dikutip hari ini, Jumat, 3 Februari 2023.
Dodi menjelaskan bahwa cara kerja alat 3D Laser Scanner berdasarkan benda mati yang ada di tempat kejadian perkara (TKP).
"Jadi, bukan mengedepankan kesaksian saksi tapi berdasarkan kerusakan mobil, kerusakan motor, jejak di jalanan, dan bangunan," ucapnya.
Menurut Dodi alat simulasi ini dapat merekam secara tiga dimensi berdasarkan perhitungan fisika dan matematika dengan tingkat kesalahan 0,025 persen.
3D Laser Scanner pun mampu menggambarkan sejak sebelum, sesaat, hingga setelah kecelakaan secara atau three dimensional situation, yang hasil berupa video.
Alat tersebut akan memproses hasil rekonstruksi dengan cepat, tetapi tidak untuk kepentingan umum melainkan untuk penyelidikan kepolisian.
Dodi tak menjelaskan apakah alat 3D Laser Scanner juga digunakan untuk mengungkap kasus-kasus kecelakaan lalu lintas lainnya.
Rekonstruksi ulang kecelakaan yang menyebabkan mahasiswa UI Hasya meninggal itu dilakukan karena tekanan publik. Masyarakat mengkritik polisi yang dianggap tak memperlakukan korban dengan layak.
Adapun Polda Metro jaya menyebut rekonstruksi tersebut adalah komitmen terhadap hasil asistensi, konsultasi, serta diskusi dengan sejumlah pihak.
Baca: Mahasiswa UI Ditabrak Pajero Pelat RF dan Pakai Strobo, Begini Aturannya
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.