TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi optimistis industri kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) di Indonesia akan bertumbuh Pesat. Sebab, Indonesia memiliki cadangan nikel yang berlimpah bahkan menjadi negara penghasil nikel terbesar di dunia.
"Saya sangat yakin Industri ini akan tumbuh cepat, akan tumbuh sangat cepat," kata Jokowi, dikutip dari laman Reuters hari ini, Senin, 6 Februari 2023.
Menurut survei dari US Geological Survey, Indonesia memiliki total 21 juta ton cadangan nikel. Kemudian menurut International Nickel Study Group, Indonesia menambang 1,4 juta ton nikel pada periode Januari hingga November 2022.
Sementara menurut laporan investigasi Majalah Tempo Edisi 23-29 Januari 2023 berjudul Jabal Nikel Ilegal, pada 2021, produksi nikel Indonesia sebanyak 1 juta ton atau 37,04 persen produksi nikel global. Penerimaan negara dari ekspor produk olahan nikel tersebut diklaim mencapai Rp 360 triliun pada tahun 2021.
Melimpahnya cadangan nikel tersebut membuat pemerintah Indonesia membuka kesempatan bagi para investor untuk berinvestasi di Tanah Air. Khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang bersinggungan langsung dengan pengolahan nikel ini seperti industri baterai kendaraan listrik hingga industri kendaraan listrik itu sendiri.
Dalam waktu tiga tahun, Indonesia telah menandatangani sejumlah kesepakatan dengan nilai lebih dari US$ 15 miliar untuk produksi baterai dan kendaraan listrik dalam negeri. Kesepakatan tersebut antara lain terjalin dengan Hyundai Motor, LG Group, hingga Foxconn.
Terbaru ini, Pemerintah Indonesia tengah melakukan komunikasi dengan raksasa produsen mobil listrik Tesla. Presiden Jokowi telah melakukan lobi-lobi dengan Elon Musk untuk menggolkan investasi Tesla di Tanah Air, termasuk memberikan sejumlah penawaran untuk Tesla berupa insentif hingga konsesi tambang nikel.
"Saya menawarkan kepada dia kalau investasi bapak (Elon Musk) di Indonesia, saya kasih konsesi nikel," kata orang nomor satu di Indonesia itu.
Dengan pelbagai tawaran yang diberikan tersebut, Jokowi yakin Indonesia memiliki keunggulan dibandingkan negara lain untuk menjadi tempat menerapkan ekosistem kendaraan listrik. Dia juga yakin Tesla akan tertarik melakukan investasi di Indonesia karena cadangan nikel milik Indonesia merupakan yang terbesar di dunia.
"Kalau mereka mau mulai dari baterai EV, tidak apa-apa," ucap Jokowi.
Jika Tesla berinvestasi dalam produksi baterai kendaraan listrik di Indonesia, maka itu akan menjadi fasilitas pertama Tesla yang ada di Asia. Bulan lalu, Tesla mengumumkan investasi US$ 3,6 miliar untuk memperluas produksi baterai di pabriknya yang berlokasi di Nevada.
DICKY KURNIAWAN | REUTERS
Baca juga: Insentif Kendaraan Listrik, Bambang Soesatyo Jelaskan Efeknya
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto