TEMPO.CO, Jakarta - Pengembangan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di Indonesia saat ini dianggap belum sesuai dengan arah bisnis dari para pemain industri otomotif. Perkiraan itu tak terlepas dari analisis terkait perusahaan otomotif Tanah Air.
Informasi tersebut disampaikan langsung oleh analis energi Institute for Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA) Putra Adhiguna. Dirinya menjelaskan bahwa IEEFA menyoroti lima produsen, seperti Honda, Mitsubishi, Suzuki, Toyota, dan anak perusahaan Daihatsu.
"Rencana elektrifikasi dari pemain industri yang lamban dikombinasikan dengan dominasi pasar mereka dapat menjadi hambatan besar bagi ambisi Indonesia,” ujar dia seperti dikutip Tempo.co dari kantor berita Antara hari ini, Selasa, 7 Februari 2023.
“Para pemain otomotif banyak menekankan pentingnya memberi pilihan kendaraan bagi konsumen, namun opsi "all-electric" dari mereka hampir tidak bisa ditemukan," ucap Putra menambahkan.
Lebih lanjut dirinya menerangkan bahwa konsenterasi pasar motor di Indonesia saat ini lebih kuat dibangindkan dengan periode sebelumnya. Hal itu ditopang oleh dua merek ternama, yakni Honda dan Yamaha dengan penguasaan sebesar 96 persen.
IEEFA juga menilai target yang ditetapkan Tanah Air sebanyak 2,2 juta mobil listrik pada 2030. Akan tetapi, ujar Putra, realisasi tersebut masih tertinggal di belakang sejumlah negara Asia Tenggara (ASEAN).
Sementara itu ia juga menilai bahwa penggunaan kendaraan listrik dapat mengurangi masalah seperti kenaikan impor minyakdan bahan bakar minyak atau BBM bersubsidi. Selain itu pemakai EV juga berkontribusi dalam menurunkan karbon emisi.
"Hal tersebut tentunya harus dibarengi dengan komitmen kuat Indonesia untuk menghijaukan sektor kelistrikannya," kata Putra.
Dirinya pun meminta agar sejumlah pemangku kepentingan harus bisa menyalaraskan arah bisnis otomotif di Indonesia. Salah satunya dengan kepentingan nasional untuk kendaraan listrik yang lebih efisien dan rendah emisi.
"Untuk mendorong peralihan mereka, pemerintah dapat mempertimbangkan memfasilitasi melalui akses sumber daya dan kebijakan yang sesuai dengan prasyarat tegas bahwa mereka menyelaraskan tujuan dengan ambisi kendaraan listrik Indonesia," tutup dia.
Baca Juga: Sejumlah Mobil Ringsek Tertimpa Reruntuhan Gempa Turki
ANTARA
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto