TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberikan tanggapan mengenai penggunaan kendaraan listrik untuk angkutan perintis. Menurut mereka kendaraan listrik saat ini belum bisa diterapkan ke angkutan perintis.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Angkutan Jalan Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub Suharto. Dirinya menjelaskan salah satu alasan mengapa kendaraan listrik belum bisa diimplementasikan untuk angkutan perintis.
"Namanya kendaraan listrik itu perlu aliran listrik dalam bentuk charging station, yang namanya perintis itu belum semuanya ada aliran listrik, bagaimana kalau kami akan charging?,” kata dia, dikutip Tempo.co dari situs berita Antara hari ini, Rabu, 8 Februari 2023.
“Artinya, ini akan kami layani pada 'step' berikutnya, kecuali memang di sana sudah ada aliran listrik, angkutannya yang tidak ada. Itu bisa digunakan kendaraan listrik," ujar dia menambahkan.
Lebih lanjut ia pun mencontohkan perihal harapan banyak orang untuk menghadirkan transportasi menggunakan kendaraan listrik di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Dirinya masih mempertanyakan bagamaina kesiapan infrastrukturnya.
"Contohnya dari Balikpapan sampai IKN ini jaraknya hanya 47 kilometer, saat ini kalau ada harapan banyak orang cobalah IKN sekarang ini dari Balikpapan ke IKN itu 47 kilometer menggunakan listrik," kata dia.
"Siapa yang akan menyiapkan charging station-nya? Bagaimana seandainya itu mogok? Karena di sana namanya teknologi listrik itu kan tidak semuanya bengkel bisa paham. Kalau kira-kira itu mogok bagaimana? Artinya banyak sekali yang harus dipertimbangkan pada saat angkutan perintis ini akan menggunakan bus listrik," jelas dia.
Tak hanya itu, Suharto juga melihat adanya kendala lain yang bakal menyulitkan penggunaan kendaraan listrik untuk angkutan perintis. Maka dari itu, menurut dia pemerintah harus mematangkan persiapannya.
"Bagaimana kalau terendam banjir, terendam air, saya khawatir kalau itu tersetrum semuanya misalnya. Kalaupun tidak itu pasti akan menjadi konslet dan mogok. Kalau sudah mogok, kembali tujuan layanan perintis tidak akan tercapai," tambah dia.
"Meskipun itu suatu hal yang 'step'-nya di atas tetapi kalau tujuannya tidak tercapai buat apa makanya saat ini tahapannya adalah angkutan perintis dengan menggunakan angkutan yang fosil, begitu sudah komersil kemudian baru kami pertimbangkan kepada angkutan yang menggunakan listrik sambil menunggu charging station-nya," tutup dia.
Baca Juga: Hiroyuki Ueda Jadi President Director PT Toyota Astra Motor yang Baru
ANTARA
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto