TEMPO.CO, Jakarta - Target zero emisi yang secara ambisius dicanangkan oleh para produsen mobil dunia dengan menghadirkan kendaraan listrik sangat mungkin tak akan tercapai.
Menurut sebuah penelitian target yang tak tercapai sampai 75 persen.
Studi yang dilakukan konsultan manajemen global Kearney tersebut disokong oleh produsen mobil listrik Polestar dan Rivian. Hasil studi ini dirilis pada Rabu lalu, 8 Februari 2023.
Hasil studi yang disebut laporan Pathway tersebut menjelaskan target membatasi kenaikan suhu global rata-rata menjadi 1,5 Celcius pada 2050 tak akan tercapai jika para pembuat mobil tidak mengambil tindakan.
Meski begitu saja, proyek kendaraan listrik bukanlah satu-satunya solusi.
"Elektrifikasi saja bukanlah solusinya, bahkan jika setiap mobil yang dijual di dunia besok adalah listrik," kata Polestar dan Rivian.
Kedua perusahaan menyatakan telah mengundang pembuat mobil terkemuka dunia ke meja bundar untuk berdiskusi.
Laporan Pathway merekomendasikan tindakan kolektif yang mendesak di seluruh industri atau produsen mobil.
"Krisis iklim adalah tanggung jawab bersama, dan kita harus melihatnya melampaui emisi knalpot,” kata Kepala Keberlanjutan Polestar Fredrika Klarén, mengutip laman Autoblog hari ini, Kamis, 9 Februari 2023.
Laporan itu pun menekankan pentingnya bertindak sekarang dan bersama-sama. Ada biaya bagi yang tidak bertindak, tetapi ada peluang finansial bagi para inovator.
Laporan tersebut menyarankan tiga pengungkit dalam pencapaian target nol emisi pada 2050, yakni:
1. Waktu yang pasti kapan produsen mobil mesin bensin berinvestasi banyak untuk produksi mobil listrik
2. Menciptakan lebih banyak opsi pengisian daya dengan berinvestasi dalam pasokan energi terbarukan
3. Berfokus pada pengurangan emisi dalam rantai produksi dan pasokan.
Menurut laporan hasil studi tadi, tiga langkah itu adalah kuncinya untuk menghasilkan keuntungan yang lebih besar daripada hanya memperbanyak mobil listrik di jalan raya.
Produsen mobil Swedia, Volvo Cars, termasuk yang menjanjikan tujuan ambisius bahwa pada 2030 hanya akan menjual mobil listrik. Volvo juga juga berencana mengurangi emisi di seluruh rantai nilainya, dan ingin menjadi perusahaan yang netral karbon pada 2040.
Nyatanya, kondisi geopolitik dan ekonomi makro terus mempersulit industri otomotif dengan biaya yang lebih tinggi, kekurangan komponen, dan masalah rantai pasokan yang terus berlanjut.
Rivian bahkan telah diperas karena raksasa kendaraan listrik Tesla Inc. memangkas harga jual mobil. Pada awal Februari lalu, Rivian mengatakan akan memberhentikan 6 persen tenaga kerjanya untuk memangkas biaya.
Pemasok onderdil mobil juga kesulitan mengatasi biaya tambahan untuk membuat komponen mereka agar terus bisa tetap di bisnis otomotif.
AUTOBLOG | JOBPIE
Pilihan Editor: Jangan Cuma Jual Mobil Listrik, Produsen Harus Olah Limbah Baterai
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.