TEMPO.CO, Jakarta - Stafsus Jokowi, Diaz Hendropriyono, mengatakan industri otomotif sudah mengarah pada kendaraan listrik. Namun Diaz menilai perlu pembenahan dari sisi ekosistem.
"Ke depannya kita juga bukan hanya bisa membeli atau memproduksi EV, tapi juga memastikan listrik yang digunakan bukan dari batu bara lagi, tapi juga bisa beralih ke renewable energy," ujar Diaz Hendropriyono di arena pameran otomotif IIMS 2023, JIExpo Kemayoran, hari ini, Selasa, 21 Februari 2023.
Diaz mengungkapkan perkembangan era elektrifikasi ini dapat mempercepat target Indonesia mencapai net zero emission di 2060. Maka ekosistem penunjang kendaraan listrik perlu disiapkan dengan baik.
"Baterai semoga ada teknologi baru, supaya baterai itu bisa di-recycle."
Pemerintah berkomitmen menciptakan net zero emission (NZE) pada 2060, atau lebih cepat. Saat ini pemerintah tengah menyusun peta jalan (roadmap) menghadapi berbagai tantangan dan risiko perubahan iklim.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan dalam menerapkan target nol emisi pemerintah menyiapkan lima prinsip utama.
Beberapa prinsip itu adalah:
1. Peningkatan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT)
2. Pengurangan energi fosil
3. Penggunaan kendaraan listrik di sektor transportasi
4. Peningkatan pemanfaatan listrik pada rumah tangga dan industri
5. Pemanfaatan Carbon Capture and Storage (CCS).
Pada 2050, dia melanjutkan, pemerintah mengharapkan pemanfaatan EBT bisa mencapai 87 persen dan dibarengi penghentian penjualan mobil konvensional berbahan bakar fosil. Ini artinya, mulai 2050 mobil bensin sudah tidak akan dijual dan bakal digantikan dengan mobil listrik.
Sementara itu, pada 2027, pemerintah menargetkan penggunaan mobil listrik 2 juta unit dan 13 juta motor listrik agar pada 2060 tercapai target zero emission.
Pilihan Editor: 5 Fakta Penggunaan Kendaraan Listrik untuk Kendaraan Dinas
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.