TEMPO.CO, Jakarta - Ferrari mengonfirmasi bahwa beberapa hari belakangan ini mereka menjadi korban peretasan pada sistemnya. Peretas tersebut meminta uang tebusan, namun Ferrari enggan membayarnya dan memilih untuk melakukan penyelidikan.
Ferrari tidak akan membayar tuntutan tersebut dan mendanai aktivitas kriminal, dan memungkinkan pelaku ancaman untuk tetap melakukan serangan mereka," kata Ferrari dalam keterangan resminya, dikutip dari laman Carscoops hari ini, Jumat, 24 Maret 2023.
Ferrari akan menggandeng perusahaan keamanan dunia maya pihak ketiga terkemuka untuk menyelidiki peretasan ini. Pabrikan supercar berlogo kuda jingkrak ini mengaku akan menindak pelaku sesuai dengan hukum yang berlaku.
Dalam sebuah surat kepada pelanggan yang dikirim Ferrari, diketahui CEO Ferrari Benedetto Vigna mengatakan bahwa peretas ini mungkin tekah mendapatkan akses ke nama, alamat, alamat email, dan nomor telepon pelanggan. Namun dipastikan data terkait informasi keuangan dan kendaraan pelanggan tidak bisa diretas oleh peretas tersebut.
Hingga saat ini belum diketahui oknum yang melakukan peretasan sistem Ferrari ini. Namun ditakutkan, data pelanggan yang dicuri tersebut dapat dijual di situs gelap dan digunakan untuk kejahatan lain seperti penipuan.
Produsen supercar asal Italia ini memang berpeluang besar menjadi target peretasan karena mereka tengah mendigitalisasikan kendaraan mereka dengan menambahkan fitur-fitur yang terhubung. Ferrari juga memastikan operasional penjualan mereka tidak terpengaruh dari peretasan ini.
DICKY KURNIAWAN | CARSCOOPS
Pilihan Editor: Mobil Balap F1-2000 Ferrari Michael Schumacher Dilelang
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.