TEMPO.CO, Jakarta - Periklindo (Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia) akan kembali menggelar PEVS pada tahun ini di JIEXPO Kemayoran, Jakarta Pusat, pada 17-21 Mei nanti. Periklindo dipimpin oleh Jenderal (Purn) Moeldoko, yang juga Kepala Staf Kepresidenan.
Berbeda dari tahun sebelumnya, PEVS 2023 bakal menghadirkan hal baru, seperti demo pemadaman kebakaran terhadap baterai lithium mobil listrik.
Periklindo dibentuk pada 2021 dengan ketua umum Moeldoko. Menurut dia, dalam menyambut era elektrifikasi ini Periklindo siap membantu pemerintah untuk memenuhi segala kebutuhannya.
"Periklindo dirikan antara lain untuk mempercepat pertumbuhan industri kendaraan listrik di Indonesia," ujar Moeldoko kepada Tempo pada Kamis lalu, 4 Mei 2023, di Kantor Staf Kepresidenan di Kompeks Istana Negara, Jakarta.
Dalam menyambut era elektrifikasi, Periklindo siap membantu pemerintah untuk memenuhi segala kebutuhannya. Maka dari itu, pameran Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) secara rutin digelar sejak tahun lalu.
Berbeda dengan asosiasi yang lain, Periklindo juga melakukan pengembangan kendaraan listrik.
Moeldoko menjelaskan bagaimana kiprah Periklindo dalam pengembangan kendaraan listrik kepada wartawan Tempo Rafif Rahedian dan Dimas Prasetyo. Dia didampini sejumlah pengurus Periklindo, berikut petikannya:
Apakah pengembangan mobil listrik sejauh ini sudah sesuai target?
Dari sisi semangat pemerintah dulu, ya. Karena pemerintah punya komitmen dan target pemenuhan zero emission 2060.
Kedua, pemerintah juga sangat konsen dengan impor BBM berlebihan yang meningkat besar agregatnya dari waktu ke waktu. Populasi meningkat sehingga konsumsi BBM juga makin meningkat.
Maka pemerintah mempercepat pembangunan industri kendaraan listrik di Indonesia dengan menerbitkan Perpres 55 Tahun 2019 Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.
Kemudian pada Inpres Nomor 7 Tahun 2022, pemerintah menekankan kembali transisi dari mobil bermesin pembakaran internal (Internal Combution Engine/ICE) ke kendaraan listrik secara bertahap. Instruksi ini untuk jajaran pemerintah baik di pusat maupun daerah, jajaran kementerian lembaga TNI/Polri, untuk secara bertahap beralih.
Kalau bertahap apakah bisa cepat pengembangan kendaraan listrik?
Karena memang tidak bisa juga sekaligus, semuanya gradual. Kesiapan submit-nya yang belum. Tapi semangat pemerintah sudah kelihatan.
Lalu, bagaimana upaya mendorong publik?
Untuk memacu masyarakat agar beralih ke kendaraan listrik, pemerintah mengeluarkan kebijakan lagi, namanya insentif atau subsidi kendaraan listrik.
Ini sebagai pemicu bagi masyarakat untuk membeli kendaraan listrik selagi ada insentif. Pada sisi yang lain, juga pemacu bagi industri. Karena industri terpacu untuk memenuhi permintaan. Supaya seimbang supply dan demand.
Jangan sampai semangat publiknya tinggi tapi industrinya tidak siap merespons. Saya pikir inpres menjadi pemicu dan pemacu. Pemicu bagi masyarakat pembeli, dan pemacu bagi industri. Harapannya seperti itu.
Apakah aturan-aturan itu cukup?
Saya pikir pemerintah juga harus mengevaluasi dan mengikuti perkembangan peraturan Menteri Keuangan yang sekarang sudah diterbitkan. Bagaimana mekanisme insentif pembelian motor listrik dan mobil listrik serta kendaraan listrik konversi itu diberikan.
Apakah itu nanti memberatkan pengusaha atau tidak, apakah itu menyulitkan para pembeli atau tidak? Mekanisme ini sebenarnya pernah Periklindo bicarakan dalam sidang rapat internal dengan kementerian terkait.
Bagaimana dengan kesiapan fasilitas dan infrastruktur kendaraan listrik
Semangat masyarakat juga harus didukung oleh ekosistem yang memadai. Ekosistemnya adalah SPKLU. Bagaimana pemerintah memberikan kemudahan untuk charging.
Sudah dikasih insentif dan semangat membeli tinggi, sulit (kalau tidak ada ekosistemnya). Nanti berhenti lagi.
Periklindo berpendapat, pemerintah harus bisa memisahkan antara ayam dan telur (kendaraan listrik dulu atau fasilitasnya dulu). Tentu pemerintah tidak bisa sendirian. Pemerintah harus bersama-sama dengan pengusaha untuk segera menyiapkan infrastruktur pengisian.
Sejauh ini penyiapan infrastruktur sudah memuaskan?
Saya pikir PLN dan Pertamina sudah mulai bergerak. Beberapa pengusaha sudah menyiapkan untuk melakukan itu, baik dengan swap maupun SPKLU biasa.
Infrastrukturnya sudah, instrumen di atasnya sudah, insentif sudah, terus pembangunan infrastrukturnya segera disiapkan. Maka kalau sudah terpenuhi semua, pasti semangat masyarakatnya tinggi.
Tidak bisa kami memaksa masyarakat membeli kalau semua itu belum siap.
Sepertinya kurang cepat penyiapan infrastukturnya...
Saya pikir dengan semangat instrumen yang disampaikan pemerintah ini, kami semuanya merespons. Kalau bisa saya katakan, rapat untuk mobil listrik itu dilakukan hampir dua minggu sekali. Selalu kami rapat tentang kendaraan listrik.
Jadi semangatnya luar biasa. Sambil menunggu waktu, tapi semuanya bisa dijalankan secara simultan.
Catatan Redaksi: Telah dilakukan editing artikel dan judul pada Jumat, 5 Mei 2023, pukul 13.34 WIB demi kenyamanan pembaca. Terima kasih.
Pilihan Editor: Intip Koleksi Mobil Jokowi yang Kekayaannya Naik Jadi Rp 82,3 Miliar
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.