TEMPO.CO, Jakarta - Pabrikan mobil asal Jepang Toyota Motor Corp. memutuskan menghentikan penjualan mobil dan pengiriman Yaris Ativ di Thailand. Keputusan tersebut imbas manipulasi hasil uji tabrakan yang dilakukan Daihatsu di Jepang.
CEO Toyota untuk kawasan Asia Masahiko Maeda mengatakan masalah tersebut terjadi karena tekanan selama pengembangan mobil model Ativ, meski mobil yang digunakan pelanggan aman.
“Jika pembangunan dilakukan dalam kondisi yang sesuai tentu masalah seperti ini tidak akan terjadi,” kata Maeda, dikutip dari Reuters hari ini, Senin, 8 Mei 2023.
"Berarti ada semacam tekanan di lokasi pengembangan."
Menurut Maeda, ukuran kendaraan yang relatif besar mungkin menjadi tantangan bagi Daihatsu, yang spesialis memproduksi mobil kecil.
Toyota dan Daihatsu mengungkapkan sedang menyelidiki bagaimana bagian pintu dalam
Uji keselamatan tabrakan samping yang dilakukan pada sekitar 88.000 mobil kecil telah diubah untuk tujuan pengujian keselamatan tabrakan samping. Sekitar 76.000 unit di antaranya adalah Yaris Ativ, yang sebagian besar akan diekspor ke Thailand, Meksiko, dan negara-negara Timur Tengah.
Ketua Toyota Akio Toyoda mengatakan telah mengunjungi pabrik di Provinsi Chachoengsao untuk pertama kalinya dalam satu dekade untuk meyakinkan para pekerja.
Toyoda menyebut memiliki keterikatan pribadi dengan Thailand, yang dianggap rumah kedua untuk merayakan ulang tahun ke-60 operasi Toyota di negara itu pada akhir tahun lalu.
Thailand menjadi pusat terbesar keempat global Toyota berdasarkan volume produksi, setelah Jepang, AS, dan Cina. Produksinya mencapai sekitar 659.000 mobil, termasuk merek mewah Lexus pada tahun lalu.
Pilihan Editor: Penjualan Mobil Daihatsu Naik 24,9 Persen Sepanjang 2022
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.