Inilah Empat Cara Mudah Menjaga Cat Mobil Tetap Kinclong
Reporter: Tempo.co
Editor: Tempo.co
Selasa, 8 Februari 2011 15:32 WIB
merchantcircle.com
Iklan
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Seorang pemilik mobil Multi Purpose Vehicle (MPV) keluaran dua tahun lalu – sebut saja namanya Ade – mengeluhkan warna cat mobilnya telah kusam. Padahal, mobil tersebut rajin ia bawa ke bengkel poles bodi.

Tak cuma itu. Saban akhir pekan, Ade juga selalu membawa kendaraan kesayangannya itu ke tempat cuci mobil. “Lalu apa yang salah ya?” ujar dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Amir Hamzah, spesialis detailing mobil di Pelangi Motor, Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, penyebab pudarnya warna cat mobil milik Ade dikarenakan cara perlakuan mobil yang kurang tepat.

“Sebab, selain faktor alam seperti terik sinar matahari dan radiasi sinar ultra violet, penyebab cat mobil pudar adalah perlakuan saat parkir, mencuci, atau bahkan saat memoles,” terang dia, Selasa (8/2).

Amir menegaskan, meski saban akhir pekan mobil dicuci atau saban bulan dipoles, namun bila cara mencuci dan memolesnya tidak benar justru memicu cepat pudarnya warna cat. “Begitu pula, di saat mobil terguyur hujan dan saat parkir,” terang dia.

Lantas, perlakuan seperti apa yang benar? Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan warna cat tersebut memudar? Berikut penjelasan dari Amir :

1.Terik sinar matahari dan air hujan

Kondisi yang kerap dialami oleh para pemilik mobil adalah mobil kesayangannya yang diparkir di tempat terbuka dan terkena langsung terik sinar matahari. Sengatan sinar matahari yang terus menerus atau saban hari dalam kurun waktu yang lama – misalnya lima hingga sembilan jam – akan memicu warna pudar.

Pasalnya radiasi sinar ultra violet yang ada di sinar matahari pada suhu tertentu akan mendekonstruksi pelapis pelindung cat mobil. Bila pelindung telah rusak atau terbongkar, maka zat pewarna yang ada di cat mobil akan cepat berekai dengan panas sinar ultra violet, akhirnya memudar.

Proses pemudaran warna akan semakin cepat bila mobil kerap diguyur hujan dan kemudian mengering. Udara di kota besar banyak mengandung asam nitrat (HNO3). Zat inilah yang ditengarai sebagai perusak cat mobil nomor satu selain sinar ultra violet.

“Air hujan memiliki kandungan asam nitrat, terlebih di kota besar seperti Jakarta yang udaranya pekat dengan polusi,” kata Amir.

Senyawa antara keasaman air hujan dengan zat polutan semakin memperkuat tingkat keasaman air hujan. Bila mengguyur mobil dan tidak dibilas serta sering terjadi, akan memicu cat cepat pudar.

Udara mengandung banyak zat kimia dalam wujud gas. Khususnya di lingkungan yang tinggi polusi udara seperti di beberapa kota besar di Indonesia, kandungan asam nitrat (HNO3) terbilang tinggi. Nah asam nitrat ini bersifat merusak lapisan cat mobil Anda baik dalam wujud gas maupun cari (saat terbawa air hujan).

Oleh karena sangat disarankan untuk memarkir mobil di tempat yang sejuk dan beratap. Tetapi jangan di tempat tertutup tetapi lembap. Pasalnya, hal itu justru memicu timbulnya jamur cat di bodi mobil.

2. Bahan polish dan shampoo mobil yang tidak tepat

Tindakan salah lain yang kerap dilakukan para pemilik mobil adalah memoles sendiri atau di tempat poles mobil yang kurang kredibel. Iming-iming harga murah sering menjadi godaan bagai pemilik mobil untuk memoles mobilnya di tempat yang bersangkutan.

Padahal, pemilihan zat car polish yang tidak tepat justru akan menggerus lapisan pelindung cat atau coating dan vernis yang merupakan lapisan teratas dari cat mobil. “Bila pelindung dan vernis hilang, maka kekusaman cat mobil tinggal menunggu waktu saja,” kata Amir.

Hal serupa juga bisa terjadi saat mencuci mobil. Penggunaan shampoo mobil yang tidak tepat, yaitu dengan tingkat Ph yang tidak tepat. Proses cairan yang ber-Ph tidak tepat kemudian bercampur dengan air, dan sisa kotoran yang menempel di badan mobil akan bereaksi yang menyebabkan cat kusam.

“Karena itu sangat disarankan, sesaat setelah mobil dicuci segera bila dengan air sebanyak-banyaknya. Setelah itu cepat keringkan dengan lap lembut yang lembap dan bersih,” saran Amir.

Bila tak segera dikeringkan, proses reaksi kimiawi antara zat-zat yang tidak bersahabat dengan cat mobil itu terjadi.

3. Kandungan garam di air

Khusus bagi pemilik mobil yang dekat dengan wilayah pantai atau laut, sebagainya mewaspadai kandungan garam yang ada di lingkungannya baik yang terdapat di air sumur maupun di udara. Pasalnya garam atau Natrium Chlorida (NaCl) bila dalam kondisi lembap dan menempel di bodi mobil akan menggerogoti lapisan cat mobil.

Terlebih, bila kandungan garam itu bersenyawa dengan asam nitrat yang terbawa angin dari zat polutan yang ada di udara. Proses reaksi kimiawi akan semakin cepat dan merontokkan lapisan pelindung cat.

Begitu pun di saat Anda ingin mencuci mobil. Meski menggunakan air sumur, sebaiknya tetap waspada.

Sebab proses intrusi atau perembesan air laut – yang sudah tentu kandungan garamnya tinggi - ke sumur di rumah, tidak ada yang menjamin tidak terjadi.

Selain, menyebabkan cat cepat kusam kandungan garam di udara atau air, juga menyebabkan bagian-bagian mobil yang terbuat dari bahan logam akan cepat berkarat dan keropos.

4. Tidak pernah menggunakan lapisan pelindung

Setelah melakukan perlakuan yang benar terhadap mobil, Anda juga sangat disarankan melapisi cat mobil Anda dengan zat tabir surya atau sun block. Bagi mobil, tabir surya itu adalah wax.

Selain membuat warna kelihatan lebih kinclong, zat ini juga dapat mencegah pantulan sinar matahari –khususnya ultra violet- secara langsung. Hanya, jangan terlalu sering cukup dua atau tiga bulan sekali.

Sebab, bila terlalu sering justru dikhawatirkan kandungan wax tersebut tidak seimbang dengan kemampuan cat dan warna cat. Akibatnya, cat akan kusam. “Yang perlu diingat, apa pun kalau berlebihan justru tidak bermanfaat malah banyak mudaratnya,” jelas Amir.

Itulah, tips menjaga cat mobil. Semoga bermanfaat.

ARIF ARIANTO

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi