Ungguli Toyota, VW Merek Mobil Terlaris 2016
Reporter: Tempo.co
Editor: Ali Akhmad Noor Hidayat tnr
Selasa, 31 Januari 2017 10:31 WIB
Volkswagen memperkenalkan mobil terbarunya, Volkswagen Atlas 2017 saat berlangsungnya Los Angeles Auto Show di Los Angeles, 17 November 2016. Diketahui VW Altas memiliki panjang 198.3 inci, lebar 77.9 inci, dan tinggi 69.6 inci dimana mobil tersebut lebih besar dari SUV sebelumnya, VW Toureg. (AP Photo)
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Volkswagen AG (VW) merebut takhta produsen mobil terlaris dari Toyota Motor Corp, setelah membukukan penjualan 10,31 juta unit sepanjang 2016. VW juga mencatatkan pertumbuhan pasar yang lebih tinggi dibanding Toyota, meski produsen asal Jerman tersebut didera isu skandal emisi di beberapa negara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kabar yang dilansir Forbes menyebutkan, pasar VW tumbuh hingga 3,8 persen sepanjang 2016. Adapun Toyota, yang menjual 10,21 juta mobil tahun lalu, mencatatkan pertumbuhan pasar 1,3 persen. Toyota pun kehilangan gelar yang telah mereka pegang sejak 2012, lantaran mengalami penurunan penjualan di luar Jepang. Pasar Toyota (selain di Jepang) menciut 0,5 persen menjadi 7,94 juta unit, setelah penjualan di kawasan Amerika Utara melorot.

Mengomentari pencapaian tahun lalu, manajemen Toyota menyatakan tetap bergembira dengan hasil tersebut. Mereka mengklaim bukan mengejar volume penjualan semata. "Tujuan kami ialah nomor satu dalam hal engineering dan produksi mobil terbaik," demikian pernyataan Toyota. "Kami percaya, volume penjualan tersebut adalah hasil dari upaya kami untuk membuat kendaraan lebih baik dan memuaskan konsumen."

Para analis pun menyatakan pertarungan antara VW dan Toyota bakal kian sengit tahun ini. Analis Credit Suisse, Masahiro Akita, menyatakan Cina dan Amerika Serikat menjadi wilayah yang paling krusial bagi VW dan Toyota untuk memenangi pertarungan.

Peluang bagi VW, kata Akita, terbuka lebar setelah Toyota menghadapi tantangan berat di Amerika. Kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang proteksionis diprediksi memukul penjualan Toyota. Adapun VW memiliki basis penjualan yang lebih mapan di Cina dan Eropa.

"Pertanyaannya, seberapa besar Toyota dapat menjaga pasar mereka di Cina setelah penjualan di Amerika Serikat cenderung menurun," kata Akita.

Tantangan bagi VW pun tak kalah berat. Meskipun mencatatkan penjualan yang cukup baik di Cina, Akita memperkirakan VW tak bisa memperoleh hasil penjualan seperti tahun 2016. Saat itu, kata dia, VW diuntungkan oleh adanya regulasi berupa keringanan pajak bagi kendaraan kecil.

Lantaran takut keringanan pajak ini tak berlanjut, warga Cina mempercepat pembelian kendaraan pada akhir 2016. Walhasil, penjualan tahun ini diperkirakan akan stagnan, meski pemerintah Cina memutuskan untuk melanjutkan diskon pajak.

Sedangkan di Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa, VW masih berkutat pada kasus skandal emisi. Pasar dan regulator agaknya belum kembali mempercayai standar emisi pada mobil-mobil buatan VW, sehingga pasarnya berpeluang merosot.

VW pun harus mencari pasar alternatif untuk produk-produknya, terutama yang pernah terjegal skandal emisi. Tapi Analis Tokai Tokyo Research Institute, Seiji Sugiura, menyatakan popularitas dan portofolio merek VW masih terjaga, terutama untuk mobil-mobil kecil bermesin diesel.

"VW akan tetap berada di puncak selama beberapa tahun ke depan,” kata Sugiura, dikutip dari SFgate.

Tahun ini, tren pasar kendaraan diperkirakan bakal cerah. Dalam hasil riset Global Auto Report yang dirilis pekan lalu, Scotiabank menyatakan kurva penjualan kendaraan masih berada dalam tren positif.

Amerika Serikat dan Eropa barat menjadi pasar utama, selain negara berkembang yang mulai menunjukkan kenaikan permintaan. Tapi pasar kendaraan di Cina diperkirakan tak akan secerah tahun-tahun sebelumnya.

FORBES | FERY FIRMANSYAH

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi