Perancis Stop Penjualan Mobil Bensin Sampai Tahun 2040
Reporter: Tempo.co
Editor: Ali Akhmad Noor Hidayat tnr
Jumat, 7 Juli 2017 23:00 WIB
Petugas mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium di SPBU Muri jalur pantura, Kabupaten Tegal, Jateng, Senin (13/8). Untuk mengantisipasi lonjakan permintaan BBM pada arus mudik di jalur pantura, PT Pertamina Unit Pemasaran Regional IV Jawa Tengah dan DIY menyiapkan satu mobil tangki untuk SPBU kantong di sejumlah jalur pantura dan khusus premium akan dilakukan penambahan sebesar 20 persen mulai H-7 Lebaran. FOTO ANTARA/Oky Lukmansyah
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Lingkungan Perancis, Nicholas Hulot baru saja mengumumkan tujuan ambisius untuk menghentikan perubahan iklim. Yakni menghentikan penjualan semua mobil berbahan bakar bensin maupun diesel setidaknya sampai dengan tahun 2040.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hulot mengumumkan rencana pemerintah Perancis, yang masih harus melalui beberapa tahapan lagi sebelum benar-benar diterapkan.

"Kami mengumumkan penghentian penjualan mobil berbahan bakar bensin dan diesel sampai dengan 2040," Kata Hulot dalam pidatonya, menurut France24, Kamis 6 Juni 2017.

Simak: Reformasi Perpajakan India Berimbas pada Sektor Otomotif

Ia juga mengumumkan rencana untuk menaikkan investasi pemerinah pada teknologi ramah lingkungan yang berkelanjutan dalam beberapa tahun kedepan, tambah France24.

Negara lain seperti Jerman juga berencana untuk mengurangi penggunaan kendaraan berbahan bakar bensin. Pengumuman Hulot keluar beberapa saat setelah Volvo membuka rencana mereka untuk menghentikan produksi mobil yang bergantung pada mesin pembakaran, mulai tahun 2019.

Bagaimanapun, rencana Hulot untuk menghentikan penjualan mobil-mobil tersebut bukanlah keputusan final. Acara kamis lalu menandai agenda gerakan energi terbarukan ramah lingkungan, akan tetapi rencana tersebut masih membutuhkan persetujuan dari Parlemen Perancis sebelum memberikan dampak.

Goal ambisius yang dimiliki Perancis merupakan bagian dari usaha untuk memenuhi komitmen negara pada Paris Climate Agreement, yang sangat mendesak di tahun 2016. Perjanjian internasional tersebut bertujuan untuk membatasi prilaku manusia yang menambah pemanasan global. Selanjutnya, mereka berharap usaha ini dapat mengurangi suhu bumi setidaknya 2 derajat celsius pada tahun 2100.

Meningkatnya penggunaan kendaraan listrik di dunia dapat membantu mencapai goal tersebut. Sebuah studi yang diterbitkan pada Juni ini memperlihatkan bahwa kendaraan listrik harus meningkatkan penjualannya sebanyak 15 persen sebagai rencana pencegahan efek buruk perubahan iklim global, seperti peningkatan permukaan air laut, dan gelombang panas yang mematikan.

Pada saat ini, tingkat penjualan kendaraan listrik masih 1 persen dari keseluruhan tingkat penjualan mobil di dunia.

BIANCA

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi