Akibat Skandal Emisi, Denda Besar Menanti VW dan Mitsubishi
Reporter: Tempo.co
Editor: Praga Utama TNR
Minggu, 24 April 2016 19:00 WIB
Ilustrasi skandal emisi Volkswagen (VW). AP/Nick Ut
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Belum juga kasus kecurangan emisi Volkswagen (VW) mereda, dunia otomotif pekan lalu kembali dikejutkan dengan pengakuan Mitsubishi Motors Corp yang menyatakan karyawan mereka memanipulasi data konsumsi bahan bakar pada lebih dari 620 ribu unit kendaraan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rabu dua pekan lalu, Mitsubishi meminta maaf kepada publik atas kebohongan ini. Dalam pemeriksaan awal, diketahui, karyawan mereka dengan sengaja memalsukan data efisiensi bahan bakar mobil yang mereka produksi dengan menambahkan angka sekitar 5 sampai 10 persen. Kecurangan ini dilakukan sejak 2013 lalu.

Sejumlah produk yang dipasarkan dengan klaim konsumsi bahan bakar palsu itu antara lain mobil kecil eK wagon, eK Space, Dayz, dan Dayz Roox yang diproduksi untuk Nissan. Dalam promosi bohongnya, Mitsubishi mengklaim mobil-mobil yang dipasarkan di Jepang itu sangat irit dengan konsumsi bahan bakar mencapai 30,4 km per liter.

Sejumlah pengamat pasar menilai, apa yang dilakukan Mitsubishi ini harus dibayar dengan kompensasi. Seperti dikutip dari Wall Street Journal, Minggu, 24 April 2016, perusahaan keuangan asal Jepang, Nomura, menghitung kerugian atas penipuan ini bisa mencapai 166 ribu yen, atau sekitar Rp 19,6 juta per unit kendaraan. Perusahaan keuangan lainnya, Goldman Sachs menghitung lebih besar lagi, yakni 200 ribu yen, atau sekitar Rp 23,6 juta.

Kolumnis Wall Street Abheek Bhattacharcya menulis, jika dirata-ratakan kerugian konsumen yang harus diganti Mitsubishi sebesar 250 ribu yen, "maka raksasa otomotif Jepang ini harus menyediakan dana hingga 295 miliar yen." Jika dirupiahkan nilai kerguian dari 620 ribu unit kendaraan yang sudah beredar itu mencapai Rp 34,8 triliun.

Jumlah itu bisa bertambah jika dugaan manipulasi tingkat konsumsi bahan bakar itu sudah dilakukan Mitsubishi sudah dilakukan sejak 2002. "Jika benar maka total kendaraan yang harus digantikan kerugiannya bisa mencapai 2 juta unit," tulisnya.

Hitung-hitungan itu memang baru perkiraan para pengamat. Belum jelas hukuman apa yang harus dijalani Mitsubishi atas skandal ini. Berbeda dengan itu, pabrikan asal Jerman, VW, dipastikan harus membayar denda dan ganti rugi atas kecurangan tingkat emisi kendaraan buatan mereka yang terungkap akhir 2015 lalu.

Seperti dikutip dari Reuters, pada Kamis lalu, perusahaan telah setuju untuk membeli ulang atau memperbaiki mobil milik para konsumen yang sudah mereka curangi. Ini merupakan hukuman yang dijatuhkan otoritas di Amerika Serikat. VW juga diwajibkan membayar denda untuk kompensasi pencemara lingkungan.

Jumat, 22 April 2016 kemarin, VW mengumumkan akan mengambil dana sebesar 16,2 miliar euro (sekitar Rp 237 triliun) dari kas mereka untuk membayar denda atas skandal ini. Akibat pengambilan dana ini, diperkirakan total kerugian bersih yang diderita VW akan mencapai 1,36 miliar euro, yang terbesar sepanjang sejarah merek ini.

Analis NordLB Frank Scwope menilai jumlah denda yang harus ditanggung VW bisa lebih besar karena ada kemungkinan Departemen Kehakiman Amerika Serikat juga menjatuhkan tuntutan pidana. "Itu baru untuk pasar Amerika Serikat, belum pasar mereka di negara lain yang juga dirugikan."

PRAGA UTAMA | WALL STREET JOURNAL | REUTERS

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi