Ini yang Membuat Mobil Hybrid Semakin Digemari
Reporter: Tempo.co
Editor: wawan priyanto
Jumat, 24 Februari 2017 14:50 WIB
Pabrik perakitan Toyota Prius, Tsutsumi Plant, Jepang. (dok. Toyota)
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Di luar negeri sana, keberadaan mobil hybrid sangat populer. Terutama di negara-negara maju seperti Jepang dan Amerika Serikat. Bayangkan saja, Anda saat ini menggunakan mobil konvensional. Seminggu rata-rata mengeluarkan uang sebesar Rp 300 ribu hingga Rp 400 ribu untuk membeli bahan bakar minyak. Itupun hanya untuk penggunaan dalam kota.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan mobil hybrid, pengeluaran sebesar itu bisa untuk 2 hingga 3 minggu, dengan daya jelajah yang sama. “Pengalaman saya selama memakai mobil hybrid, Rp 300 ribu bisa untuk 2 minggu,” kata Product Knowledge Head TAM Gandhi Ahimsaputra saat memberikan materi pelatihan dalam kegiatan Technology Media Workshop di Aston Kuningan Suites, Jakarta Selatan, Kamis, 23 Februari 2017. Mesin Toyota Camry Hybrid. TEMPO/Wawan Priyanto.

Menurut dia, kinerja mesin mobil hybrid yang digerakkan oleh dua sumber tenaga menjadi alasan mobil itu bisa sedemikian hemat. Prinsipnya, lanjut dia, mesin mobil hybrid ini tidak bekerja terus menerus. Melainkan bergantian dengan motor yang digerakkan oleh tenaga listrik.

Baca:Ini 4 Kelebihan Mobil HybridToyota: Teknologi Hybrid Bisa Diterapkan di Kijang Innova

Saat kecepatan di bawah 40 kilometer per jam, mobil digerakkan oleh motor. Di situasi ini, kondisi mesin konvensional pada mobil hybrid sama sekali tidak bekerja. Saat mobil berakselerasi lebih cepat, di atas 40 kilometer per jam, mesin (dan motor) akan bekerja sama menjadi tenaga penggerak.

Ketika baterai kehabisan daya, mesin bensin inilah yang bertugas untuk mengisi ulang baterai sekaligus menggerakkan roda. Isi ulang baterai juga bisa didapatkan dari proses regenerative braking (proses pengereman). Proses pengereman pada regenerative braking ini mengubah energi kinetik menjadi listrik dan disimpan di baterai.

“Motor listrik mengambil alih peran tenaga penggerak di kecepatan rendah, membantu kinerja mesin pada saat akselerasi lebih cepat. Kinerja mesin tentu juga menjadi lebih ringan,” ujar Gandhi. Baterai lithium-ion Toyota Camry Hybrid di dinding bagasi. TEMPO/Wawan Priyanto.

31 Januari lalu, penjualan mobil hybrid Toyota telah mencapai lebih dari 10 juta unit sejak pertama kali dipasarkan pada 1997 silam. Sebanyak 1 juta unit bahkan hanya diraih dalam 8 bulan saja. Pada 15 Februari lalu, Toyota Motor Corporation meluncurkan Toyota Prius PHV (Plug-in-Hybrid) di Tokyo untuk pasar Jepang. Kendaraan yang diproduksi di Tsutumi Plant, ini diklaim memiliki tingkat efisiensi konsumsi bahan bakar yang lebih baik di banding model sebelumnya.

Penggunaan baterai lithium-ion berkapasitas besar, dikombinasikan dengan peningkatan efisiensi pada sistem plug-in hybrid telah meningkatkan jarak tempuh (mode berkendara EV/listrik) sejauh 68,2 kilometer dan kecepatan mode EV maksimum 135 kilometer per jam.

Simak:Incar Industri Kecil, TVS Kargo Ikut Pameran di BaliChevrolet Luncurkan Trailblazer, Spark, dan Trax Sekaligus

Prius PHV dilengkapi dual motor drive system. Yakni menggunakan kedua motor listrik dan generator sebagai sumber tenaga. Efeknya, akselerasi mobil labih cepat dan bertenaga. Prius terbaru juga diklaim menggunakan pemanas khusus pada baterai untuk memompa panas dan fungsi injeksi gas sehingga membantu mengurangi penggunaan tenaga mesin pada saat berkendara dengan EV mode. Prius terbaru ditenagai mesin 1.8 liter yang memiliki efisiensi bahan bakar hybrid tinggi, 37,2 kilometer per liter. Menariknya, Prius PHV kini juga 65 persen lebih cepat dalam pengisian ulang baterai.

Toyota mengklaim proses isi ulang hanya 2 jam menggunakan konektor Mennekes Type II Mode III dan 3 jam 10 menit menggunakan soket standar. Prius PHV juga menyediakan tiga metode pengisian ulang baterai yakni isi ulang normal (200V atau 100V), pengisian ulang cepat, dan isi ulang dengan sistem solar (memanfaatkan tenaga matahari).

Pada Januari 2012, Toyota meluncurkan Prius PHV dengan tujuan untuk mempromosikan kendaraan listrik. Sampai saat ini, penjualan Prius PHV telah mencapai sekitar 22 ribu unit di Jepang, dan sekitar 75 ribu unit di seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat dan Eropa. Toyota menargetkan penjualan Prius PHV sebanyak 2.500 unit per bulan di Jepang. Di Jepang, model ini dipasarkan dengan harga mulai dari 3,2 juta Yen (setara Rp 379,6 juta kurs 1 rupiah = 116 yen).

WAWAN PRIYANTO

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi