Kijang Innova Berteknologi Hybrid, Bos Toyota Buka Rahasia
Reporter: Tempo.co
Editor: wawan priyanto
Selasa, 13 Juni 2017 20:30 WIB
Peluncuran Toyota Kijang Innova Venturer dan New Toyota Corolla Altis di Grand Indonesia, Jakarta, 16 Januari 2017. TEMPO/Wawan Priyanto
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pabrikan otomotif dunia berlomba-lomba menciptakan kendaraan ramah lingkungan. Mobil listrik dan mobil swakemudi menjadi tren global yang saat ini dikembangkan. Namun demikian, mobil berteknologi hybrid, yakni memiliki dua sumber tenaga, masih menjadi yang paling populer dan ramai dipasarkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di Indonesia, beberapa model mobil hybrid telah dipasarkan. Umumnya berada di segmen mobil mewah seperti Toyota Prius, Toyota Camry, Toyota Alphard, Lexus ES300H, Honda CR-Z, hingga yang paling murah Suzuki Ertiga Diesel Hybrid (lite hybrid).

Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor Yoshihiro Nakata mengatakan mobil hybrid telah menjadi tren global karena memang ramah lingkungan dan irit bahan bakar. “Di Jepang, popularitas mobil hybrid semakin tinggi dan penjualannya juga tinggi,” kata Nakata di Jakarta, Senin, 12 Juni 2017.

Baca: Teknologi Hybrid Bisa Diterapkan di Toyota Kijang Innova

Pada Februari 2017, total penjualan mobil hybrid Toyota di seluruh dunia mencapai lebih dari 10 juta unit. Tepatnya di angka 10,05 juta unit. Sedangkan di Indonesia, dari tiga model mobil hybrid yang dipasarkan, penjualannya mencapai 1.473 unit dan Camry Hybrid paling laris yakni sekiar 90 persen.

Nakata menambahkan, keberadaan mobil hybrid di Indonesia sebenarnya sudah cukup populer. Beberapa model yang dipasarkan Toyota juga dapat diterima dengan baik oleh konsumen. Hanya saja, kata dia, soal harga memang masih terlalu tinggi karena pajak juga tinggi.

“Di Jepang, mobil berteknologi hybrid mendapatkan insentif pajak dari pemerintah. Jadi harga jualnya dapat ditekan hingga hampir setara dengan harga mobil konvensional,” ujarnya. 

Simak: Cerita Menarik di Balik New Toyota Innova Venturer

Lalu bagaimana di Indonesia? Nakata secara diplomatis hanya menjawab bahwa pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah terkait kebijakan mobil berteknologi hybrid. Tidak hanya soal insentif pajak, tapi juga soal bahan bakar karena Indonesia baru menerapkan standar Euro2.

Saat disinggung kemungkinan Kijang Innova mengadopsi teknologi hybrid, Nakata mengakui saat ini sedang melakukan studi. “Sangat mungkin. Tapi saat ini belum, kami perlu melakukan studi lebih lanjut. Juga untuk Avanza,” ujarnya bersemangat.

Indonesia, lanjut Nakata, memiliki prospek yang bagus di industri otomotif. Apalagi dua produk Toyota, yakni, Kijang Innova dan Avanza telah menjadi mobil keluarga dengan penjualan yang menggembirakan. Kedua produk tersebut juga menjadi produk global dengan orientasi ekspor ke banyak negara.

Executive General Manager TAM Fransiscus Soerjopranoto mengatakan Avanza saat ini masih menjadi yang terlaris dengan penjualan rata-rata per bulan menjadi 12 ribu unit. Peminat Kijang Innova juga cukup tinggi dengan penjualan rata-rata per bulan tahun ini berada di kisaran 4.000 unit. “Penjualan Toyota Calya juga menggembirakan, rata-rata per bulan tahun ini di angka 9.000an unit,” ujarnya. 

WAWAN PRIYANTO

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi